AURI di saat itu telah menjadi satu kekuatan Udara yang sangat disegani sebagai sebuah kekuatan super power di belahan selatan permukaan bumi ini.
Perjuangan untuk membangun Angkatan Udara telah dimulai jauh hari sejak awal kemerdekaan. Dengan bermodal pesawat-pesawat bekas peninggalan Jepang, para senior Angkatan Udara telah memulai membangun unsur kekuatan udara di tanah air.
Tidak itu saja, Marsekal Suryadarma pada bulan November tahun 1950 telah melakukan terobosan yang mengejutkan dengan satu langkah strategis, mengirim 60 pemuda Indonesia ke Taloa, California Amerika Serikat untuk belajar menjadi penerbang.
Di bidang teknik, para perintis Angkatan Udara juga telah memberdayakan kembali bengkel pemeliharaan pesawat terbang terlengkap di Pangkalan Udara Andir, Bandung. Bengkel ini dikenal sebagai pusat pemeliharaan piston engine terbesar di Asia Tenggara dari sejak sebelum perang dunia kedua.
Tercatat Maharaja Yodhpur dari India pernah memanfaatkan bengkel pemeliharaan ini bagi pesawat terbang miliknya di tahun 1939. Bahkan salah satu tokoh dunia penerbangan yang tersohor Amelia Earhart pernah singgah di Andir pada tahun 1937 pada penerbangannya yang terakhir, sebelum lenyap di lautan Pasifik.
Marsekal Suryadarma telah merintis tentang betapa pentingnya keberadaan sebuah Angkatan Udara bagi negara kepulauan terbesar di dunia untuk menjaga kehormatan dan kedaulatan bangsa.
Salah satu bahan studi kasus yang dapat didalami untuk mendapatkan pelajaran berharga dalam konteks ini adalah tentang pertempuran di Laut Arafuru tahun 1962 yang terkenal dengan nama Peristiwa Aru.
Kemampuan Angkatan Udara dalam melaksanakan operasi gabungan dengan kekuatan laut dan pasukan darat di wilayah perairan Nusantara adalah mutlak dimiliki sebagai sebuah Angkatan Perang Republik Indonesia.
Peristiwa Aru memberikan pelajaran yang sangat berharga kepada kita semua, betapa koordinasi dan kerjasama antar angkatan merupakan kata kunci bagi suksesnya upaya memenangkan pertempuran.
Nah, di sinilah peristiwa Aru telah memberikan satu pelajaran mahal tentang perlunya memiliki armada Angkatan Udara yang dapat melindungi jajaran armada laut yang akan beroperasi di perairan wilayah kedaulatannya.
Peristiwa Aru mirip dengan kejadian Pearl Harbor dalam konteks “combat readiness” dari sebuah kekuatan udara yang disebut sebagai “The Origin of American Military Failure along the history”.
Dalam konteks ini, Angkatan Udara sudah terbukti sebagai bagian yang tidak bisa tidak harus hadir sebagai kekuatan utama dalam menyelenggarakan Air Superiority dan Air Supermacy.
Kedaulatan dan kehormatan Republik Indonesia memang menuntut kehadiran Angkatan Udara yang kuat. Angkatan Udara yang merupakan bagian integral dari Angkatan Perang Negara Kepulauan.
Sekali lagi, kinilah saat yang tepat untuk menyongsong tantangan ke depan. Indonesia sebagai negara kepulauan dituntut memiliki angkatan perang yang kuat, dimana peran kekuatan laut dan terutama kekuatan udara harus lebih dominan.
Pada tanggal 9 April 2016 ini, saat genap Angkatan Udara Republik Indonesia memasuki usianya yang ke 70, kiranya peran Bapak AURI Marsekal Suryadarma dan para perintis Angkatan Udara lainnya, patut direnungkan.