Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendagri Bantah Ada Kebocoran Data E-KTP Lewat Aplikasi "Cek KTP"

Kompas.com - 28/03/2016, 17:54 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Dalam Negeri membantah adanya kebocoran data Kartu Tanda Penduduk Elektronik (e-KTP) lewat aplikasi ponsel pintar "Cek KTP".

Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh mengungkapkan bahwa aplikasi tersebut bukan resmi milik pemerintah dan tidak bersember pula pada data yang dipegang Kemendagri.

Dia memastikan bahwa hingga saat ini, keamanan Data Center Kemendagri masih terjamin dan tak terjadi kebocoran data.

Meski begitu, ia membebaskan masyarakat jika masih ingin menggunakan aplikasi tersebut.

"Kita tidak mengatakan ilegal ya, wong itu dipakai boleh, tidak dipakai juga tidak ada," tutur Zudan di Kantor Ditjen Dukcapil, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (28/3/2016).

Adapun aplikasi "Cek KTP" itu dibuat oleh seorang Junior Programmer bernama Mychael Go dari sebuah perusahaan perangkat lunak. Aplikasi itu dibuat oleh pihak pengembang supaya pengguna dapat mengecek informasi KTP di seluruh Indonesia.

Berdasarkan pengamatan Ditjen Dukcapil Kemendagri melalui ulasan tanya jawab antara pengembang dan pengguna aplikasi di Google Play Store, diketahui bahwa sumber data yang digunakan pada aplikasi tersebut berasal dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Zudan menuturkan, informasi ini perlu disampaikan kepada publik, karena banyak komplain yang diterimanya terkait ketidakakuratan aplikasi tersebut.

Salah satunya ada yang mengaku Nomor Induk Kependudukan (NIK) tak bisa dibuka saat dicari. Belakangan diketahui bahwa ia tak tercatat di data KPU pada Pemilu 2014. Misalnya karena belum berumur 17 tahun pada tahun tersebut.

"Ini menimbulkan keresahan. Ini tidak bersumber pada Data Center Kemendagri," kata Zudan.

Meski begitu, ia mengaku membebaskan maayarakat jika masih ingin menggunakan aplikasi tersebut.

"Kita tidak mengatakan ini ilegal, ya wong itu dipakai boleh tidak dipakai boleh. Dan dia juga sudah resmi mengatakan ini bukan laman resmi pemerintah. Yang kita tidak nyaman karena itu tidak update," ungkapnya.

Terkait hal ini, Zudan mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan KPU. Pasalnya, data yang diambil bersumber dari server KPU berupa Data Pemilih Tetap (DPT).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Menag Cek Kesiapan Hotel dan Dapur Jemaah Haji di Madinah

Nasional
Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Usung Bima Arya atau Desy Ratnasari di Pilkada Jabar, PAN Yakin Ridwan Kamil Maju di Jakarta

Nasional
[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

[POPULER NASIONAL] Mahfud Singgung soal Kolusi Tanggapi Ide Penambahan Kementerian | Ganjar Disarankan Buat Ormas

Nasional
Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Zulhas Sebut Kader PAN yang Siap Jadi Menteri, Ada Yandri Susanto dan Eddy Soeparno

Nasional
Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Prabowo: Bung Karno Milik Seluruh Rakyat, Ada yang Ngaku-ngaku Seolah Milik Satu Partai

Nasional
Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Jelang Munas Golkar, Soksi Nyatakan Dukung Airlangga Jadi Ketum Lagi

Nasional
Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Prabowo: Kalau Tak Mau Kerja Sama, Jangan Ganggu, Kami Mau Kerja...

Nasional
PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

PAN Doa Dapat Banyak Jatah Menteri, Prabowo: Masuk Itu Barang

Nasional
KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

KPK Cegah Pengusaha Muhaimin Syarif ke Luar Negeri Terkait Kasus Gubernur Malut

Nasional
Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Zulhas: Banyak yang Salah Sangka Prabowo Menang karena Bansos, Keliru...

Nasional
Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Seluruh DPW PAN Dorong Zulhas Maju Jadi Ketua Umum Lagi

Nasional
Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com