Nurhayati meyakini Ani Yudhoyono memiliki peluang yang besar untuk memenangi Pemilu Presiden 2019.
Dia menilai, pengalaman Ani selama 10 tahun mendampingi SBY bisa menjadi modal besar.
Hal serupa, menurut dia, terjadi di Amerika Serikat, di mana Hillary Clinton mencalonkan diri sebagai capres setelah suaminya Bill Clinton mengakhiri jabatan selama dua periode.
"Bahkan, Ibu Ani Bisa lebih hebat dari Hilary Clinton," kata Nurhayati.
Sementara itu, mantan politisi Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, Ani Yudhoyono tidak bisa dipandang sebelah mata.
Dia menilai, Ani selama ini tidak hanya ikut mendampingi SBY, tetapi juga punya andil yang cukup besar di pemerintahan.
"Dulu kan boleh dikatakan secara politis Ibu Ani is the real president. Nanti akan bisa jadi president real. Maknailah secara politik," kata Pasek.
Ani sendiri, dalam buku biografinya, mengaku pernah ditanya seorang siswa yang berkunjung ke Istana Negara.
"Ibu Ani, apakah ibu nanti akan menggantikan SBY jadi presiden? Seperti Hillary Clinton?" tanya siswa tersebut.
Dalam bukunya, Ibu Ani mengatakan, "Aku tersentak mendengar pertanyaan itu. Jauh di luar bayanganku. Bagiku, mendampingi SBY hingga bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik adalah tujuanku dan bila tercapai itu sudah cukup melegakan. Jika SBY sudah tidak jadi presiden, maka kedudukan paling terhormatku adalah tetap menjadi Nyonya SBY, bukan menjadi presiden."
Berpeluang
Pengamat politik Indostrategi Pangi Syarwi Chaniago menilai, Ani Yudhoyono memiliki peluang untuk bersaing pada Pemilu Presiden 2019 mendatang.
Syaratnya, Demokrat memang sudah harus melakukan persiapan sejak saat ini.
"Demokrat bisa mempersiapkan dari sekarang langkah politik untuk menenggelamkan atau menyalip derajat popularitas dan elektibilitas siapa yang menjadi penantang Ani seperti calon incumbent," kata Pangi.
Pangi menilai, peluang Ani akan sangat bergantung pada kinerja pemerintahan Joko Widodo ke depan.
Jika kinerja dan prestasi pemerintahan jauh dari cita-cita keadilan dan kesejahteraan seperti yang sudah dijanjikan, masyarakat Indonesia barangkali belajar meninggalkan presiden sekarang dan memilih presiden baru yang bisa diandalkan.
Namun, hipotesis sebaliknya, Ani sulit dan berat menyalip popularitas dan elektabilitas Presiden Jokowi jika pemerintah berhasil menunaikan Nawacita-nya.
"SBY dan kader Demokrat barangkali sudah punya kalkulasi politik yang matang sehingga Ani bisa di-branding jauh lebih hebat dan keren lagi dari Hillary Clinton," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.