Saat menjabat Kapolda Metro Jaya, ia menjadi sosok penting atas penangkapan teroris yang terkait dengan peristiwa bom Thamrin, 14 Januari 2016 lalu.
Anggota Kompolnas Muhammad Nasser, Selasa (14/3/2016) di Jakarta, mengatakan. berbagai pengalaman Tito menunjang kiprahnya di BNPT.
"Seluruh karier dan pengalaman Tito di dalam dan luar negeri menjadi modal besar dia di jabatan barunya sekarang (Kepala BNPT)," kata Nasser.
Nasser memprediksi, Tito akan cemerlang di jabatan barunya.
Selain memiliki segudang pengalaman di bidang penanggulangan teror, dia juga dikenal memiliki komunikasi yang baik dengan masyarakat.
Baik kelompok masyarakat yang mendukung gerakan antiterorisme atau kelompok yang kontra terhadap pemberantasan terorisme dengan cara-cara yang keras.
"Kapolri atau Presiden, saya rasa tidak salah pilih orang," lanjut Nasser.
Tantangan baru Tito
Dengan tugas pokok dan fungsinya yang baru, Tito akan dihadapkan pada regulasi yang baru pula.
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pemberantasan Terorisme, yang menjadi salah satu acuan BNPT dalam bekerja, kini tengah dibahas revisinya oleh DPR.
Pengamat kepolisian Bambang Widodo Umar berpendapat, situasi ini menjadi tantangan tersendiri bagi Tito.
Di satu sisi, UU Terorisme yang baru memberikan keleluasaan bagi aparat hukum untuk menindak pelaku teror dibandingkan UU sebelumnya.
Akan tetapi, di sisi lain, publik berharap agar penindakan itu tetap dilaksanakan dalam kerangka hak asasi serta kebebasan warga sipil.
"Maka pendekatannya harus bisa seimbang antara soft approach dengan hard approach. Ingat pula, pemberantasan terorisme tidaklah selalu represif. Jika dikaji mendalam, penyebab utama munculnya terorisme itu multicausa, bukan satu sebab saja," ujar Bambang, Selasa malam.
Peneliti Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi juga berpendapat sama.
Tito harus menanggalkan cara kerjanya di Densus dan mengedepankan fungsi penanggulangan.
"Ekspektasi pemerintah dan masyarakat terhadap Tito sangat baik. Dia banyak di Densus dan tidak bisa menghindari pendekatan kekerasan. Namun, sebagai Kepala BNPT kini, setidaknya ada regulasi yang harus dipatuhi oleh seorang Tito dalam bergerak. Inilah tantangan dia," ujar Khairul.
Selain itu, menciptakan sinergi yang baik antara BNPT dengan lembaga lain, misalnya Polri, TNI, kementerian, hingga pemerintah daerah,.
Hal ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi Tito.
"Lantas, apakah ekspektasi yang besar dari pemerintah dan masyarakat itu bisa dijawab dengan baik oleh Tito? Kita tinggal menunggu waktu saja," ujar Khairul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.