Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana: Kaburnya Labora Sitorus, Negara Tak Boleh Kalah oleh Orang Per Orang

Kompas.com - 08/03/2016, 15:48 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden Johan Budi SP mengatakan bahwa pemerintah akan menegakkan aturan hukum yang berlaku. Hal ini ia sampaikan untuk merespons kaburnya terpidana pembalakan liar dan pencucian uang Labora Sitorus.

"Sikap pemerintah dan Presiden jelas, negara tidak boleh kalah oleh orang per orang," kata Johan, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/3/2016).

Johan melanjutkan, Jokowi juga telah memerintahkan Menko Polhukam untuk merespons cepat informasi kaburnya Labora dari tahanan. Menurut Johan, Labora tertangkap karena reaksi cepat aparat terkait.

"Ada perintah langsung dikejar ke mana pun, enggak lama kan ketangkap," ungkap Johan.
 
Terpidana kasus pencucian uang dan pembalakan liar, Labora Sitorus, menyerahkan diri setelah empat hari menjadi buruan polisi. Kepala Polda Papua Barat Brigjen (Pol) Royke Lumowa mengatakan, Labora menyerahkan diri setelah kehabisan perbekalan.

(Baca: "Tamparan" Labora untuk Menteri Yasonna)

"Dia juga tidak bawa bekal segala macam. Dia merasa terdesak sehingga tidak nyaman dengan pelariannya, maka dia menyerahkan diri," ujar Royke saat dihubungi, Senin (7/3/2016).

Menurut Royke, Labora mencoba bertahan hidup selama pelarian dengan mengandalkan orang dekatnya. Sementara itu, saat ini, hanya sedikit kenalannya yang bisa diandalkan untuk bertahan hidup.

"Dia tidak maulah melarikan diri di bawah kesengsaraannya itu," kata Royke.

Labora menyerahkan diri pada Senin dini hari sekitar pukul 03.00 waktu setempat. Sedianya, Labora dieksekusi ke Lembaga Pemasyarakatan Cipinang, Jakarta, pada Jumat (4/3/2016).

(Baca: Di Mana Labora Sembunyi Selama Jadi Buron?)

Namun, dia melarikan diri dari kediamannya saat hendak dijemput oleh petugas dari Direktorat Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM.

Selama ini, Labora mengaku sakit dan menyalahgunakan izin berobat agar dapat kembali ke rumahnya. Hal tersebut yang membuat Labora tak kunjung ditahan hingga menjadi terpidana 15 tahun penjara.

Labora telah divonis 15 tahun penjara dan denda sebesar Rp 5 miliar pada 17 September 2014. Labora terkena kasus tindak pidana pencucian uang karena kepemilikan dana di rekening bank sebesar Rp 1,5 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Lapor Hasil Rakornas PAN ke Presiden, Zulhas: Pak Jokowi Owner

Nasional
Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Budiman Sudjatmiko Pastikan Tak Ada “Deadlock” Pertemuan Prabowo dan Megawati

Nasional
Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Kode PAN soal Jatah Menteri ke Prabowo, Pengamat: Sangat Mungkin Dapat Lebih

Nasional
Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Pengamat Usul Anggota BPK Diseleksi Panitia Independen Agar Tak Dimanfaatkan Parpol

Nasional
KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

KPU Tak Masalah Caleg Terpilih Dilantik Belakangan Usai Kalah Pilkada

Nasional
Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Zulhas: Katanya PAN Cuma Bisa Joget-joget, Eh Capres yang Menang Bisa Joget

Nasional
Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Prabowo Bilang Ada Partai Klaim Sosok Bung Karno, Budiman Sudjatmiko: Bukan Diskreditkan PDI-P

Nasional
Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Ketua KPU: Caleg Terpilih Tak Perlu Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Zulhas dan Elite PAN Temui Jokowi di Istana, Mengaku Tak Bahas Kursi Kabinet

Nasional
Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Demokrat Tak Khawatir Jatah Kursi Menteri, Sebut Prabowo Kerap Diskusi dengan SBY

Nasional
PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

PAN Lempar Kode soal Jatah Menteri, Demokrat: Prabowo yang Punya Hak Prerogatif

Nasional
Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Zulhas Bawa 38 DPW PAN Temui Jokowi: Orang Daerah Belum Pernah ke Istana, Pengen Foto

Nasional
Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Golkar, PAN dan Demokrat Sepakat Koalisi di Pilkada Kabupaten Bogor

Nasional
Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Ajakan Kerja Sama Prabowo Disebut Buat Membangun Kesepahaman

Nasional
Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Kubu Prabowo Ungkap Dirangkul Tak Berarti Masuk Kabinet

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com