Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompromi Politik Jadi Penentu Rekonsiliasi Golkar

Kompas.com - 04/03/2016, 09:15 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasca-putusan Mahkamah Agung yang menolak permohonan kasasi kubu Agung Laksono, muncul sejumlah kekhawatiran.

Ada kekhawatiran, putusan MA ini akan memunculkan persoalan baru yang membuat proses islah yang tengah digagas akan berhenti di tengah jalan.

Perlu kompromi politik untuk rekonsiliasi dan menyelesaikan konflik internal partai tersebut.

Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menilai, putusan MA mengganggu proses rekonsiliasi.

Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan surat keputusan baru untuk memperpanjang kepengurusan hasil Munas Riau 2009 yang salah satunya diberikan kewenangan melaksanakan munas rekonsiliasi.

"Ibaratnya, ketika ada dua belah pihak yang sudah sepakat berdamai setelah pertikaian panjang, dan sedang mempersiapkan proses menuju pengukuhan perdamaian secara permanen, namun tiba-tiba hakim memberikan 'senjata baru' pada salah satu pihak," kata Doli melalui keterangan tertulis, Kamis (4/3/2016).

Sedianya, pengurus harian Golkar hasil Munas Riau hendak menggelar rapat pleno untuk menentukan kepanitiaan munas rekonsiliasi mendatang pada Selasa (2/3/2016) lalu.

Namun, pasca keluarnya putusan tersebut, rapat pleno ditunda.

Penundaan ini merupakan kedua kalinya, setelah pleno sebelumnya dijadwalkan pekan lalu.

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menegaskan, penyelenggaraan munas tak akan terganggu meski MA menolak kasasi Agung.

"Tetap ada munas," kata Aburizal dalam pesan singkatnya kepada Kompas.com, Selasa.

Permintaan Nurdin Halid

Sehari setelah putusan MA, Ketua DPD I Partai Golkar Sumatera Utara, Nurdin Halid menggelar syukuran di kediamannya di kawasan Cibubur, Jakarta Timur.

Dalam syukuran itu, Nurdin mengaku mengundang seluruh bakal calon ketua umum Golkar. Namun, hanya empat orang yang hadir yakni Priyo Budi Santoso, Idrus Marham, Setya Novanto dan Aziz Syamsuddin.

Nurdin menegaskan, konflik internal Golkar secara hukum sudah selesai.

Baik Aburizal maupun Agung Laksono sebelumnya telah membuat kesepakatan di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 18 Desember 2015, yang intinya akan menghormati dan menjalankan putusan hukum terkait perselisihan kepengurusan partainya.

Riak bermunculan ketika Nurdin meminta agar kubu Munas Jakarta mematuhi putusan MA.

Menurut dia, penyelenggaraan munas mendatang sebaiknya dilaksanakan pengurus Munas Bali.

"Yang paling aman pelaksanaan munaslub dilakukan oleh Munas Bali. Akan rawan gugatan kalau dilaksanakan berdasarkan Munas Riau," kata Nurdin.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Menko Polhukam: Pilkada Biasanya 2 Kali, di Daerah dan MK, TNI-Polri Harus Waspada

Nasional
Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Bandar Judi Online Belum Disentuh, Kriminolog: Apa Benar Aparat Terkontaminasi?

Nasional
Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Banjir Rendam 3 Desa Dekat IKN di Penajam Paser Utara

Nasional
DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi 'Online' ke MKD

DPR Dorong PPATK Laporkan Anggota Dewan yang Main Judi "Online" ke MKD

Nasional
Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Jelang Puluhan PSU, Bawaslu Sebut Masih Ada Potensi Penyelenggara Tak Netral

Nasional
PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

PDI-P: Tak Ada Tawaran Ganjar Jadi Menteri Prabowo

Nasional
Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Dalami Laporan Dugaan Pelanggaran Etik, KY Buka Peluang Periksa Majelis Hakim Perkara Gazalba Saleh

Nasional
Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Soal Pihak yang Terlibat Aliran Dana Rp 5 Triliun ke 20 Negara, PPATK Enggan Beberkan

Nasional
Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Kasus Dana PEN Muna, Eks Dirjen Kemendagri Dituntut 5 Tahun 4 Bulan Penjara

Nasional
BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

BSSN Akui Data Lama INAFIS Bocor, Polri Akan Lakukan Mitigasi

Nasional
Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Anies dan Ganjar Diprediksi Menolak jika Ditawari jadi Menteri Prabowo

Nasional
Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi 'Online'

Ingatkan Satgas, Kriminolog: Jangan Dulu Urusi Pemain Judi "Online"

Nasional
Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Dilema PDI-P di Pilkada Jakarta: Gabung PKS atau Buat Koalisi Baru

Nasional
Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Jelang Pilkada, Baharkam Polri Minta Jajaran Petakan Kerawanan dan Mitigasi Konflik

Nasional
PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

PPATK Ungkap Lebih dari 1.000 Anggota Legislatif Main Judi Online

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com