Pada tahun 60-an, Grand Syaikh Mahmud Syaltut mengeluarkan fatwa, bahwa Syiah Imamiyah/Jakfariyah merupakan salah satu mazhab yang sah dalam Islam. Karena itu pula, al-Azhar hingga sekarang ini tidak hanya mengajarkan empat mazhab Sunni (Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali), melainkan juga mengajarkan dua mazhab Syiah (Jakfari dan Zaydi).
Saya berpendapat, pesan toleransi Grand Syaikh tersebut perlu untuk direnungkan baik-baik dan dijadikan panduan dalam membangun harmoni sesama Muslim.
Umat Islam mempunyai tanggungjawab yang sangat besar untuk menjadikan Islam sebagai rahmat bagi seluruh penghuni alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). Semua itu bisa dicapai, jika kita mampu menjadi teladan bagi umat agama-agama yang lain.
Soal toleransi ini, saya akan makmum kepada Grand Syaikh. Moderasi Islam akan bisa langgeng sejauh kita tidak mempunyai pemahaman soliter. Yaitu pemahaman yang menganggap hanya pandangannya yang paling benar, sementara pandangan orang lain salah. Takfir merupakan wujud nyata dari meluasnya pemahaman soliter itu.
Saya selalu bangga menjadi alumnus al-Azhar, Kairo, karena dari perguruan tinggi ini, saya dapat menimba indahnya toleransi. Saya yang bermazhab Sunni tidak pernah menebarkan kebencian kepada Syiah.
Saya menikmati buku-buku yang ditulis ulama Syiah, seperti Thabathabai, Murtadha Muthahhari, dan lain-lain.
Bahkan, saya dapat menerima dan bersahabat dengan umat agama-agama lain dan berbagai aliran kepercayaan di negeri ini. Perbedaan dan keragaman adalah rahmat Tuhan. Kenapa kita harus mengingkarinya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.