"Saya tidak merasa perlu (menjelaskan persolan ini) sebenarnya, karena saya tidak mengkritik (Pemerintahan SBY)," ujar Darmin di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Menurut Darmin, apa yang dikatakannya pada Rapat Kerja Nasional Kementerian Perindustrian hanya menjelaskan perkembangan industri dan ekonomi Indonesia.
Perkembangannya itu mulai dari periode Orde Baru hingga periode SBY. Ia menilai, apa yang dijelaskannya itu sebagai hal yang biasa saja.
"Normal saja itu. Itu fakta-fakta saja," kata Darmin.
Klarifikasi
Pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sudjito menilai, kritik dari rezim yang tengah berkuasa kepada rezim sebelumnya adalah hal biasa dan merupakan risiko seorang pemimpin.
Menurut dia, lebih baik jika SBY juga menyampaikan klarifikasi kepada publik jika ada tudingan-tudingan yang diarahkan terhadap pemerintahannya.
“Ada kritik terhadap SBY ya biasa. Kalau ada yang memuji, apakah SBY protes juga?” ujar Arie saat dihubungi, Jumat (19/2/2016).
Arie mengatakan, SBY bisa menjawab tudingan tersebut salah satunya melalui data.
Misalnya, terkait utang luar negeri dan angka kemiskinan apakah memang pencapaian di eranya lebih buruk ketimbang pemerintahan sekarang.
Hal ini, kata Arie, dapat menjadi bahan pembelajaran, bahwa apa yang dilakukan pemimpin hari ini pasti akan dikritik oleh pemimpin sebelumnya maupun setelahnya.
“Penting untuk mendidik ke depan supaya pemerintah hari ini berhati-hati agar tidak membuat kesalahan-kesalahan besar dan harus berani dikritik,” kata dia.