Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UIN: Pesantren Ajarkan Radikalisme, Keblinger!

Kompas.com - 05/02/2016, 22:21 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com--Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Prof Dr Ahmad Satori Ismail menyebut pesantren yang mengajarkan paham radikalisme sebagai pesantren, keblinger karena melenceng dari tujuan awal pendirian lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia itu.

"Pesantren seperti ini tidak boleh ada di Indonesia. Apalagi pesantren didirikan bukan untuk mengajarkan kekerasan, tapi untuk mengajarkan Islam yang indah dan damai," kata Satori di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan, pesantren adalah lembaga yang pada awalnya didirikan oleh Walisongo dan pejuang Islam dengan tujuan utama mengajarkan agama Islam dari tingkat dasar sampai tinggi.

Nilai dan semangat itu selalu dipelihara dengan baik karena pesantren selalu mencerminkan keindahan Islam itu sendiri. Bahkan saat perang kemerdekaan banyak pejuang lahir dari pesantren untuk memerdekakan bangsa.

"Fungsi pesantren sangat luar biasa dan itu sudah berlangsung berabad-abad. Sekarang ribuan pesantren besar dan kecil tetap mengajarkan Islam yang indah dan damai. Tak salah pesantren identik dengan tempat lahirnya ulama-ulama besar," kata Satori.

Terkait pesantren yang menyimpang dengan mengajarkan paham radikalisme, Satori mengatakan pemerintah dan lembaga-lembaga terkait lainnya harus benar-benar mencermati keberadaan pondok pesantren keblinger tersebut. Selain mencoreng citra pondok pesantren, mereka juga telah melakukan pelanggaran.

Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) itu menganjurkan agar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih masif lagi menggelar sosialisasi tentang paham radikalisme dan terorisme di lingkungan pesantren.

"Kita perlu terus membentengi pesantren dari pengaruh paham-paham tersebut. Artinya dialog dan sosialisasi pencegahan terorisme harus dimasifkan agar para santri memahami bahwa sekarang ada kelompok yang ingin mengadu domba Islam. Juga pentingnya tetap fokus mengamalkan Islam yang indah dan lembut," katanya.

Hal senada juga dikemukakan mantan Ketua PBNU KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). Ia mengungkapkan bahwa pesantren yang terindikasi mengajarkan radikalisme di Indonesia memang ada.

"Tapi saya tidak tahu jumlah pastinya," kata pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur, itu.

Menurut Gus Solah, seharusnya pesantren tidak boleh bersentuhan dengan hal-hal berbau radikalisme dan terorisme. Selama sekian abad pesantren memberi ilmu dan pemahaman keagamaan yang toleran, seimbang, dan adil.

"Pesantren hampir sebagian besar berorientasi kepada NU yang punya nasionalisme tinggi karena perjalanan sejarah bangsa kita yang panjang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com