Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hatta dan Kita

Kompas.com - 05/02/2016, 18:35 WIB

Warisan literasi

Satu hal yang menjadi pembeda pokok Hatta dari manusia pergerakan lainnya, apalagi dengan politikus abad XXI, adalah persahabatannya yang intim dengan buku. Berpeti-peti bukulah yang dibawa dari Belanda, buku pula yang harus diikutkan berdus-dus ke tempat pengasingan di Banda Neira. Dalam sebuah seloroh disebutkan bahwa istri pertama Hatta itu adalah buku dan, setelah itu, Rachmi Rahim. Pada hari bahagia perkawinan Sang Proklamator, yang menjadi hadiah kepada sang istri itu adalah buku filsafat yang ditulis di penjara Boven Digul (1934), Alam Pikiran Yunani.

Sejak belia, Hatta terbiasa membacamenulis, terus berlanjut sampai lanjut usia. Seperti dalam pelacakan Harry A Poeze (KPG-Tempo, 2010), "Ada lebih kurang 151 judul buku tulisan Bung Hatta, 42 buku tentang Bung Hatta, dan 100-an artikel Bung Hatta di beberapa majalah Belanda yang ada di koleksi perpustakaan kami."

Hatta bukan hanya telah mewariskan kemerdekaan kepada kita. Ia telah meretas jejak politik yang sehat, bersahaja, dan penuh dedikasi, tetapi juga telah mewakafkan gagasan-gagasan besarnya untuk kita baca. Merenungkan jejak langkah Hatta menjadi penting kita lakukan justru di tengah suasana politik kebangsaan hari ini yang sepertinya telah kehilangan kompas. Sepanjang mata memandang, yang kita temukan adalah kaum politikus yang sibuk mengurus diri sendiri dan sisanya adalah percekcokan dan percakapan politik seputar isu partisan keagamaan, perkauman, dan nalar sempit berjangka pendek lainnya. Kita camkan Hatta, "Pemimpin berarti suri tauladan dalam segala perbuatannya".

Asep Salahudin
Dekan Fakultas Syariah IAILM Pesantren Suryalaya Tasikmalaya; Dosen di FISS Unpas, Bandung

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Februari 2016, di halaman 6 dengan judul "Hatta dan Kita".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com