Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhentian Terakhir Jenderal Besar Soeharto

Kompas.com - 27/01/2016, 06:36 WIB

Leluhur Mangkunegaraan

Di dalam buku Panduan Peziarah Astana Giribangun, Astana Giribangun merupakan salah satu makam para leluhur keluarga besar Mangkunegaraan, yang lokasinya tak jauh dari Astana Mangadeg. Dari Solo, Astana Giribangun sekitar 40 km. Pemakaman ini dibangun pada 27 November 1974 dan mulai digunakan 23 Juli 1976.

Kompleks pemakaman ini merupakan yang termuda di antara sejumlah pemakaman para leluhur keluarga besar Mangkunegaraan di Yogyakarta dan Surakarta. Dari urutan makam, Astana Giribangun merupakan urutan terakhir, yaitu urutan ke-12, setelah Makam Mangkunegaran Kartasura di Imogiri, Yogyakarta; Astana Mangadeg, Astana Girilayu, Astana Utara, Astana Giri, Pasarean Keblokan, Pasarean Mantenan, Pasarean Karangtengah, Pasarean Randusongo, Pasarean Temuireng, dan Pasarean Ngende Kerten (seluruhnya di Surakarta).

Pembangunan makam-makam keluarga Mangkunegara dimaksudkan untuk mengenang perjuangan Sri Mangkunegara I, yang terkenal dengan Pangeran Samber Nyawa, yang gigih melawan penjajahan Belanda.

Kepala Pelaksana Harian Astana Giribangun Sukirno mengatakan, seingatnya, Pak Harto terakhir kali berziarah ke sana tahun 2005. Hari ini Jenderal Besar itu kembali ke pemakaman tersebut untuk beristirahat selamanya.

Artikel ini tayang di harian Kompas edisi 28 Januari 2008 dengan judul "Perhentian Terakhir Jenderal Besar Soeharto".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com