Leluhur Mangkunegaraan
Di dalam buku Panduan Peziarah Astana Giribangun, Astana Giribangun merupakan salah satu makam para leluhur keluarga besar Mangkunegaraan, yang lokasinya tak jauh dari Astana Mangadeg. Dari Solo, Astana Giribangun sekitar 40 km. Pemakaman ini dibangun pada 27 November 1974 dan mulai digunakan 23 Juli 1976.
Kompleks pemakaman ini merupakan yang termuda di antara sejumlah pemakaman para leluhur keluarga besar Mangkunegaraan di Yogyakarta dan Surakarta. Dari urutan makam, Astana Giribangun merupakan urutan terakhir, yaitu urutan ke-12, setelah Makam Mangkunegaran Kartasura di Imogiri, Yogyakarta; Astana Mangadeg, Astana Girilayu, Astana Utara, Astana Giri, Pasarean Keblokan, Pasarean Mantenan, Pasarean Karangtengah, Pasarean Randusongo, Pasarean Temuireng, dan Pasarean Ngende Kerten (seluruhnya di Surakarta).
Pembangunan makam-makam keluarga Mangkunegara dimaksudkan untuk mengenang perjuangan Sri Mangkunegara I, yang terkenal dengan Pangeran Samber Nyawa, yang gigih melawan penjajahan Belanda.
Kepala Pelaksana Harian Astana Giribangun Sukirno mengatakan, seingatnya, Pak Harto terakhir kali berziarah ke sana tahun 2005. Hari ini Jenderal Besar itu kembali ke pemakaman tersebut untuk beristirahat selamanya.
Artikel ini tayang di harian Kompas edisi 28 Januari 2008 dengan judul "Perhentian Terakhir Jenderal Besar Soeharto".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.