Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Berdialog Sebelum Pulangkan Paksa Eks Anggota Gafatar

Kompas.com - 25/01/2016, 19:34 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Eksekutif Human Rights Working Group (HRWG) Rafendi Djamin menilai, evakuasi yang dilakukan pemerintah terhadap eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Mempawah, Kalimatan Barat, merupakan langkah yang terlalu terburu-buru.

Menurut dia, pemerintah seharusnya membentuk crisis center atau pusat krisis terlebih dahulu dan melakukan dialog dengan mereka.

"Investigasinya harus tuntas. Korban harus diberikan ganti rugi," ujar Rafendi di Kantor HRWG, Jakarta Pusat, Senin (25/1/2016).

"Evakuasi yang dipilih pemerintah terlalu terburu-buru. Harusnya (ada) crisis center baru dilakukan dialog ke mana mereka ingin ditempatkan," kata dia.

Penyelidikan lebih lanjut, menurut Rafendi, diperlukan karena para eks anggota Gafatar tersebut tidak melakukan pencaplokan tanah secara ilegal, tetapi telah melalui proses jual beli dan sewa-menyewa tanah.

Sementara itu, peneliti lain dari HRWG, Hafiz, menilai, pemerintah perlu memikirkan ulang kebijakannya terkait pemulangan terhadap eks anggota Gafatar itu.

Menurut dia, pemulangan mereka tak menjawab persoalan utama. Salah satunya karena mereka tetap harus membangun kembali ekonomi keluarganya untuk kehidupan sehari-hari.

"Di sisi lain, negara juga tidak menyediakan lapangan pekerjaan bagi mereka di tempat semula," tutur Hafiz.

Sebanyak 564 pengungsi eks anggota Gafatar dari Mempawah, Kalimantan Barat, sudah mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (23/1/2016).

Ada sekitar 1.611 pengungsi eks anggota Gafatar yang dipulangkan dari Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. 

Mereka akan dipulangkan secara bertahap. Sebagian besar di antaranya berasal dari Jawa.

Data Kemenko PMK menunjukkan, jumlah pengungsi dari Jawa Timur sebanyak 712 orang, Jawa Tengah 145 orang, Yogyakarta 276 orang, Jawa Barat 247 orang, Jakarta 90 orang, dan Banten empat orang. 

Selain itu, terdapat 13 eks anggota Gafatar dari Medan, 99 orang dari Riau, dua orang dari Aceh, empat orang dari Sumatera Barat, delapan orang dari Kepulauan Riau, tiga orang dari Kalimantan Tengah, dan empat orang dari Kalimantan Barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

PKB Akui Pertimbangkan Airin Jadi Bacagub di Pilkada Banten 2024

Nasional
Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Bantah Dapat Jatah 4 Menteri dari Prabowo, PAN: Jangan Tanggung-tanggung, 6 Lebih Masuk Akal

Nasional
Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Kisah Runiti Tegar Berhaji meski Suami Meninggal di Embarkasi

Nasional
Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Jokowi Mengaku Tak Bahas Rencana Pertemuan dengan Megawati Saat Bertemu Puan di Bali

Nasional
Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Soal Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Menkes Sebut WHO Sudah Ingatkan Risikonya

Nasional
Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Kemendikbud Akan Turun Periksa Kenaikan UKT, Komisi X DPR: Semoga Bisa Jawab Kegelisahan Mahasiswa

Nasional
TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

TII Serahkan Petisi Pansel KPK, Presiden Jokowi Didesak Pilih Sosok Berintegritas

Nasional
Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Dilaporkan Nurul Ghufron ke Polisi, Ketua Dewas KPK: Ini Tidak Mengenakkan

Nasional
Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Tak Takut Dilaporkan ke Bareskrim, Dewas KPK: Orang Sudah Tua, Mau Diapain Lagi Sih?

Nasional
Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Kemendikbud Kini Sebut Pendidikan Tinggi Penting, Janji Buka Akses Luas untuk Publik

Nasional
26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

26 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pajang Nisan Peristiwa dan Nama Korban Pelanggaran HAM

Nasional
Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Permohonan Dinilai Kabur, MK Tak Dapat Terima Gugatan Gerindra Terkait Dapil Jabar 9

Nasional
Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Dewas KPK Heran Dilaporkan Ghufron ke Bareskrim Polri

Nasional
Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Wapres Kunker ke Mamuju, Saksikan Pengukuhan KDEKS Sulawesi Barat

Nasional
Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Momen Jokowi Jadi Fotografer Dadakan Delegasi Perancis Saat Kunjungi Tahura Bali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com