JAKARTA, KOMPAS.com - Ruth alias Menawa, salah satu saksi yang dihadirkan dalam sidang perkara dugaan suap terkait proyek pembangunan pembangkit listrik di Deiyai, Papua, membeberkan adanya fee.
Ruth mengatakan, fee tersebut rencananya akan diberikan kepada anggota DPR RI dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Saya diceritakan kakak, ada fee tujuh persen akan diberikan ke anggota DPR dan Kementerian ESDM," ujar Ruth saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Ruth merupakan adik kandung dari Rinelda Bandaso, staf pribadi dari anggota Komisi VII Dewie Yasin Limpo.
Ruth mengaku pernah diajak Rinelda ke Pondok Indah Mal, Jakarta Selatan. Ternyata, di sana ada pertemuan dengan Dewie, Kepala Dinas ESDM Kabupaten Deiyai, lrenius Adii dan Direktur PT Abdi Bumi Cendrawasih Setiady Jusuf, dan Bambang Wahyu Hadi yang merupakan staf ahli Dewie.
Namun, Ruth mengaku tidak mengetahui persis apa yang dibahas mereka pada saat itu. Karena merasa tidak berkepentingan, Ruth memilih menikmati live music di mal tersebut.
Belakangan diketahui Ruth dari cerita Rinelda bahwa pertemuan itu terkait proposal anggaran proyek pembangkit listrik di Deiya.
Adanya fee tersebut dibenarkan oleh Rinelda. Dalam kesaksiannya, Rinelda menyatakan bahwa Dewie meminta fee kepada Irenius. Fee tersebut diistilahkan dengan dana pengawalan.
"Bu Dewie bilang, bisa dibantu. Tapi harus siapkan dana pengawalan. Awalnya 10 persen, ditawar jadi 7 persen," kata Rinelda.
Rinelda mengatakan, Dewie memerintahkan Irenius menyiapkan fee untuk memuluskan anggaran di DPR.
Irenius kemudian menunjuk Setiadi sebagai penyedia uang sekaligus pelaksana proyek.
Tak hanya itu, Dewie pernah meminta Rinelda untuk meminta uang lagi ke Irenius sebesar Rp 150 juta.
"Katanya, uangnya mau dikasih ke yang lainnya. Tapi tidak tahu siapa," kata Rinelda.
Namun, Irenius dan Setiadi mengaku tidak ada uang. Sehingga, uang sebesar Rp 150 juta itu tidak jadi diberikan kepada Dewie.
Dalam berkas dakwaan, rencananya proyek pembangkit listrik di Kabupaten Deiyai akan dibangun menggunakan dana aspirasi sebesar Rp 50 miliar. Dewie meminta jatah 7 persen sehingga yang harus dibayarkan ke Dewie sebesar Rp 2 miliar.