Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Gafatar dan Kultus

Kompas.com - 15/01/2016, 15:00 WIB
Kultus heterodoks

Dari sudut sosiologi agama, Gafatar dan organisasi atau kelompok pendahulunya tidak lain adalah kultus (cult) yang solid. Gafatar bukanlah gerakan "spiritualitas masa baru" (new age spirituality) yang jauh lebih longgar. Baik kultus maupun new age dapat marak sewaktu-waktu tergantung pada berbagai faktor yang memberikan iklim kondusif bagi pertumbuhannya.

Kultus ditandai sejumlah ciri, karakteristik dan pendekatan: kepemimpinan karismatik yang mampu memukau; penggunaan jargon perubahan paham dan praksis keagamaan—dari yang lama yang dianggap menyimpang kepada "yang murni"; penciptaan ketundukan dan ketergantungan psikoreligius pengikut beserta keluarganya kepada sang pemimpin dan lingkarannya.

Semua ini kemudian membentuk cara pandang dunia (world view) tertentu yang mesti diimani, dipegangi, dan dilaksanakan para pengikut. Keadaan ini selanjutnya menjadikan para pengikut sebagai obyek eksploitasi dan kemauan pemimpin kultus. Dalam pandangan masyarakat umum, para pengikut kultus, seperti Gafatar seolah telah kehilangan nalar sehat, sebagaimana terlihat dalam kasus dokter Rica yang berpendidikan tinggi.

Kenapa selalu ada orang yang tampil sebagai pemimpin kultus? Penyebabnya banyak sejak dari kontestasi kekuasaan dan pengaruh sampai pada motif material keuangan dan harta benda.

Selain itu, kepemimpinan kultus bisa muncul dari dua macam sosok pribadi. Pertama dari orang yang memiliki pengetahuan agama sesuai ortodoksi—atau memiliki kredensial agama relatif memadai. Karena alasan tertentu, dengan kredensialnya sosok bersangkutan cukup meyakinkan memperkenalkan ajaran baru agama (atau agama-agama) yang menyimpang dari ortodoksi atau heterodoks.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com