Turunkan ilmu
Sebagian besar insinyur dirgantara Indonesia itu sudah sekitar 10 hingga 15 tahun bekerja dan tinggal di Kanada. Meski begitu, mereka mengaku masih sering komunikasi dengan kolega mereka yang juga alumnus PT DI.
"Komunikasi lancar. Kami juga punya milis, jadi terhubung dengan teman-teman yang dulu di (PT) DI, dan kini ada di AS dan Eropa," kata Tjandra.
Alumnus PT DI itu kini juga bekerja di bermacam perusahaan besar, termasuk Boeing.
Berdasarkan komunikasi itu, menurut Tjandra, alumnus PT DI yang tersebar di Amerika Utara dan Eropa pun mengaku masih ingin berkontribusi dan menurunkan ilmu kepada kolega dan junior mereka yang masih di PT DI.
(Baca juga: "N219 Jadi Sumbangsih Terakhir 'Engineer' Dirgantara Indonesia di Era Awal")
Indroyono Soesilo pun kemudian menawarkan mereka untuk ikut terlibat dalam sejumlah program pelatihan. Selain pelatihan untuk insinyur Indonesia, Indroyono juga berpikir akan mengadakan pelatihan dengan bermitrakan negara lain.
Pelatihan itu sekaligus akan menjadi salah satu program Indonesia dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam negeri, sekaligus pendekatan ke negara lain agar mendukung Indonesia kembali terdaftar sebagai anggota di Dewan ICAO.
(Baca juga: Ingin Masuk Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Dunia, Indonesia Lobi Afrika)
"Nanti pelatihan itu bisa diikuti orang-orang kita, juga kita undang dari negara-negara Afrika misalnya," ucap mantan Menteri Koordinator Kemaritiman itu.
Diaspora insinyur dirgantara Indonesia di Kanada itu pun menyatakan tertarik untuk terlibat dan memberikan bantuan.
"Selama bisa berkontribusi, kami siap," ucap Tjandra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.