Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam Cengkeraman Borjuasi

Kompas.com - 10/12/2015, 18:00 WIB

Korupsi politik muncul dalam kontinum ini. Maka dari itu, korupsi politik selalu berjemaah, bahkan lintas partai, seperti dalam kasus Hambalang.

Bisa dipastikan sebab personal dalam korupsi politik tak begitu berpengaruh secara signifikan meskipun Profesor Domènec Melé (2014) dari Universitas Navarra, Spanyol, mengatakan bahwa selain konstruksi budaya, faktor kelembagaan dan organisasi serta kerakusan personal juga sebab penting dalam korupsi politik.

Kita tak menyangkal kerakusan personal dan kekeringan naluri moral individu, tetapi korupsi bukan pidana biasa yang cukup dipahami dengan pendekatan kriminologi klasik.

Lingkaran setan

Kepentingan yang kompleks, sistem yang rapuh, dan borjuasi yang rakus membentuk lingkaran setan yang rumit sehingga pemberantasan korupsi politik sering kali berhasil secara kuantitatif saja. Secara kualitatif, korupsi politik sukar diberantas.

Bambang Soesatyo dari Fraksi Golkar bahkan mengatakan, membuka seluruh rekaman 120 menit itu mengerikan.

Banyak nama besar lain terseret. Pun kalau Novanto bertindak soliter dalam kasus ini, dalam kasus lain belum tentu.

Dalam demokrasi borjuasi, parpol bukan sekat yang membatasi orang untuk berkonspirasi. Maka, kalau ada elite politik yang selalu bebas dari jeratan banyak kasus hukum, bukan karena ia malaikat, melainkan karena banyak tangan akan ikut diborgol.

"Solidaritas" yang kuat di kalangan koruptor bahkan mengalahkan solidaritas konvensional, seperti ikatan agama, suku, etnik, dan kedaerahan.

Dalam konteks "solidaritas" ini, kita pantas skeptis dengan pengungkapan tuntas kasus Novanto. Sah saja kita percaya MKD, tetapi di atas langit masih ada langit. Politik borjuasi selalu bekerja dengan logika acak dan susah dilacak.

Persidangan MKD bisa bebas intervensi, tetapi manusia-manusia politik yang ikut dalam persidangan tak hidup dalam De Civitate Dei, Kota Tuhan-nya Santo Agustinus (354-430). Dengan dalil "menjaga keseimbangan negara", para koruptor bisa dengan mudah menyelamatkan diri.

Meskipun demikian, antisipasi penting dilakukan. Pertama, publik mesti konsisten dalam mengawal kasus ini. Media massa dan kelas menengah harus berperan maksimal sebagai representasi dari keseluruhan rakyat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com