"Dalam pembicaraan itu Saudara Riza mengatakan, 11 persen ke Presiden dan 9 persen ke Wapres," kata Maroef.
Maroef juga membenarkan bahwa saham itu diminta sebagai kompensasi jika perpanjangan kontrak PT Freeport, yang akan habis pada 2021, bisa berjalan dengan mulus.
"Selain itu, ada kompensasi mengenai hydro power plan," ucapnya.
2. Renegosiasi kontrak
Setya Novanto mengatakan, sejak awal pertemuan di ruang kerjanya, Maroef sudah meminta pertolongan bagaimana memuluskan renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia.
Kontrak tersebut akan habis pada 2021 dan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014, baru bisa dibicarakan perpanjangannya pada 2019.
Novanto menyebut Maroef ingin perpanjangan kontrak tersebut diperpanjang secepatnya. Maroef bahkan mengancam mengenai arbitrase internasional pada Juli 2016.
"Dia mengharapkan mendapat jaminan kelanjutan operasi PT Freeport Indonesia sampai tahun 2041," kata Novanto.
Sementara itu, Maroef mengaku kunjungan pertamanya ke DPR adalah kunjungan resmi karena diminta oleh Komisaris PT Freeport Indonesia, Marzuki Darusman.
Dia mengaku tak hanya menemui Ketua DPR, tetapi juga Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD Irman Gusman.
Namun, hanya saat bertemu Novanto-lah pertemuan dilakukan empat mata.
Staf Novanto tak mengizinkan staf Maroef ikut masuk ke ruang pertemuan.
Adapun yang dibahas dalam pertemuan adalah mengenai profil Freeport beserta masalah-masalah yang dihadapinya.
Akan tetapi, Maroef mengaku tidak pernah berharap Novanto bisa membantu memuluskan negosiasi Freeport karena dia menyadari kewenangan tidak ada di legislatif.
"Tidak ada harapan," tegas Maroef.
Terkait arbitrase internasional, Maroef mengaku hanya mengingatkan akan adanya potensi itu. Sebab, saat itu Freeport tak diizinkan mengekspor konsentrat sehingga terancam tak bisa beroperasi.
3. Riza Chalid dan saling curiga
Setya Novanto memutuskan mengajak Riza Chalid dalam pertemuan kedua dan ketiga karena curiga dengan Maroef.
Sementara itu, Maroef curiga karena Setya Novanto mengajak Riza Chalid.