Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Isi Rekaman: Yang Sahamnya Itu Juga Maunya Pak Luhut...

Kompas.com - 02/12/2015, 20:25 WIB
Ihsanuddin, Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan banyak disebut dalam rekaman percakapan yang diduga melibatkan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Nnovanto, dan pengusaha Riza Chalid.

Dari rekaman utuh yang diungkap dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Rabu (2/12/2015), nama Luhut disebut sebanyak 66 kali.

Pada menit-menit awal percakapan itu, terungkap bahwa proses renegosiasi kontrak karya Freeport ternyata tak lepas dari peran Luhut.

Salah satunya adalah pembangunan listrik tenaga air (PLTA) yang rencananya menggandeng Freeport. Kerja sama dengan Freeport ini sebagai salah satu bentuk komitmen perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu untuk tetap berinvestasi di Indonesia.

Luhut disebutkan meminta jatah saham dari PLTA itu jika akhirnya dibangun.

Berikut kutipan percakapan yang bertempat di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta:

MR (M Riza Chalid): Soal saham itu ada pemikiran, PLTA.
MS (Maroef Sjamsoeddin): PLTA? Yang mau memiliki sahamnya siapa, Pak?
MR: Ada nominenya, punya Pak Luhut.
MS: Pak Luhut.
MS: Yang sahamnya itu juga maunya Pak Luhut itu jaminan guarantee itu dari Freeport untuk saham itu. Seperti dulu yang dilakukan oleh Freeport kepada pengusaha.

SN (Setya Novanto): Pak Luhut pernah bicara dengan Jim Bob di Amerika.

MR: Jadi kalau itu bisa diolah, ini rahasia yang tahu cuma kita berempat ya, Pak. Diolah gitu…

MS: Pak itu harus ada yang perlu dihitung Pak sekarang. Waktunya tinggal 6 minggu dari sekarang. Dari enam isu yang saya kasih Pak Ketua itu, waktunya tinggal 6 minggu dari sekarang. Kalau itu tidak keluar, katakanlah 23 Juli nanti, tanggal 1 Juli tidak ada kepastian, maka kita akan arbitrase internasional.

MR: Apa?

MS: Arbitrase internasional jalan. Tidak ada lagi itu. 1 Julilah Pak sudah ada kepastian. Sekarang apa guaranteenya kalau permintaan itu dipenuhi, ini juga keluar. Apa garansinya kalau permintaan itu ada signal, 1 Juli sudah ada signal, apa garansinya? Ya to Pak. Apa garansinya?

MS: Ini kan masih di Solo.

MR: Ya ketemunya di sinilah. Ketemu Pak Luhut, ini kan masih ada kesibukan. Habis itu baru.. Habis itu Jumat ke Pak Luhut. Harus ditugasin itu dia. Kalau bisa tuntas dan minggu depan sudah bisa settlement. Tanggal 22, seperti usul lalu. Itu yang sekarang sudah kerja. Kita sudah approach beberapa kali. Benar. Kalau Freeport memiliki 15 %, kita pasti bilang.

MS: Kalau tidak salah ada feasibility study, coba ditinjau lagi. Kalau tidak salah Freeport itu off taker.

MR: Itu tadi Pak. Saran saya jangan off taker dulu. Kalau bapak off taker dulu itu akan ada di kedua belah pihak.

MS: Dari mana…

MR: Dari third parties yang…

MS: Bapak juga nanti baru bisa bangun kalau kita kasih purchasing guarantee lho Pak.

MR: Oh ya betul.

MS: Ketergantungan bukan dari third party tapi dari kita dong.

MR: Oh iya, tapi kan kalau bapak ikut bikin kan, bapak ikut mengendalikan. Bapak bikin PLTA-nya, bapak ikut mengendalikan

MS: Artinya investasinya patungan, 49, 51.

MR: Iya.

MS: Investasi patungan. Tapi off taker kita juga.

MR: Iya.

MS: Kalau gitu double dong.

MR: Enggak double Pak

MS: Modal dari kita, kita juga yang off taker. Anu, kita bicara dulu di depan, supaya kita bisa mengolahnya.

MR: Pak Off taker itu hanya sugar guarantee.

MS: Iya purchasing guarantee.

MR: Purcahsing guarantee itu tidak ada uang keluar. Hanya guarantee. Maka cuan. Uang keluar itu hanya unruk pembangunan. Kalau itu bapak juga harganya bisa dikontrol pada yang wajar.

SN: Harga itu sektor terbesar.

 

Luhut Akui Bertemu Jim Bob

Saat dikonfirmasi soal pertemuannya dengan CEO Freeport McMorran Jim Bob, Luhut tak menyangkal. Dia mengakui pernah bertemu Jim Bob empat tahun lalu saat dirinya masih menjadi pengusaha. 

"Ya empat tahun lalu saya kan pengusaha, lupa saya (apa yang dibicarakan). Iya memang saya bertemu," ujar Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu. 

Menurut Luhut, saat itu, Jim Bob ingin melakukan divestasi atau pengurangan aset Freeport kepada perusahaan lain. Saat itu, kata Luhut, Jim memilih tiga perusahaan yang sesuai dengan kualifikasi. 

"Salah satu perusahaan yang ditunjuk adalah perusahaan saya. Kebetulan saya lagi di Amerika Serikat dan dia undang saya bicara, tahun 2012," kata Luhut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

“Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

Nasional
Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

Nasional
Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com