Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nomaden Vs Hunian Tetap

Kompas.com - 12/11/2015, 18:00 WIB

Menepis kekerasan kultural

Asumsi kekerasan kultural dalam konteks ini, hemat saya, tidaklah tepat. Kekerasan kultural (Galtung, 1990) merupakan suatu tindakan mengubah "warna" moral kebiasaan yang sebelumnya berwarna merah (dianggap buruk) ke warna hijau (dianggap baik). Misalnya, dalam suatu masyarakat tindakan mencuri padi milik tetangga dianggap salah.

Namun, hal ini diubah oleh pemerintah melalui kebijakannya bahwa mencuri padi milik tetangganya tak dipermasalahkan (dianggap benar).

Adakah unsur paksaan di dalamnya? Ya,kekerasan kultural memang akan selalu mengandung unsur paksaan dan biasanya berasal dari pihak yang memiliki kekuasaan.

Berpijak pada konsep di atas, tindakan Presiden Jokowi bukanlah wujud dari kekerasan kultural, melainkan sebuah negosiasi. Terlebih lagi, warga suku Anak Dalam berkesempatan meminta syarat di dalam negosiasi tersebut.

Hal ini tecermin dari kutipan dialog yang berlangsung di antara presiden dan masyarakat suku Anak Dalam.

Dalam interaksinya itu (Kompas, 3/11/2015)Presiden menanyakan apakah mereka mau tetap tinggal di rumah atau nomaden lagi.

"(Mereka menjawab) Mau (tinggal di rumah), tetapi dengan syarat, jarak rumah agak jauh. Lalu ada lahan."

Apakah dengan menetap mereka tidak dapat lagi berburu, berkebun, atau menjalankan aktivitas sosial-ekonomi lainnya?

Mereka dapat melakukan kegiatan itu meski memiliki hunian atau rumah tetap selama seluruh darat belum ditenggelamkan oleh laut.

Hal itu bisa dilakukan selama kondisi ekologi masyarakat suku Anak Dalam terjaga dan mendukung untuk melakukan aktivitas sosial-ekonomi seperti halnya leluhur mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com