Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orasi Tak Ingin Jokowi Turun, Fadli Zon Disoraki Demonstran

Kompas.com - 28/10/2015, 17:54 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPR Fadli Zon membela Presiden Joko Widodo di depan para pendemo yang berdemonstrasi di depan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (28/10/2015).

Fadli pun disoraki oleh sekitar 200 orang pendemo karena sikapnya itu. Para pendemo menuntut agar Jokowi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla turun dari jabatannya.

Mereka meminta MPR menggelar sidang istimewa untuk memakzulkan Jokowi-JK. Mereka melihat kinerja Jokowi-JK dalam satu tahun terakhir sangat buruk.

Banyak janji yang dilanggar, misalnya terkait pelepasan harga bahan bakar minyak bersubsidi ke mekanisme pasar dan datangnya para pekerja dari China.

"Banyak masyarakat kita yang hidup susah, tidak punya pekerjaan, pemerintah malah mendatangkan para pekerja China kemari," ujar salah satu pendemo.

Fadli Zon pun ikut naik ke mobil orasi untuk menyampaikan pendapatnya terkait tuntutan mahasiswa itu.

Fadli mengatakan, memang kinerja Jokowi-JK selama satu tahun terakhir masih jauh dari harapan. Banyak janji yang dilanggar, ada pula janji yang belum terpenuhi. (Baca juga: Di Depan Pendemo, Fadli Zon Sebut Banyak Janji Jokowi yang Dilanggar)

Namun, Fadli tidak sepakat jika DPR harus memakzulkan Jokowi-JK atas kondisi saat ini. Menurut dia, meski tak bisa dibilang baik, tetapi kondisi saat ini berbeda dari krisis ekonomi 1998 yang mengharuskan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya.

"Banyak yang berpendapat pemerintahan ini belum krisis, keadaan masih baik-baik saja," ujar Fadli yang langsung disambut sorak ejekan dari para mahasiswa.

Fadli juga menjelaskan, pemakzulan bukan hal yang gampang dilakukan. Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Dasar, pemakzulan bisa dilakukan jika presiden melakukan pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, dan tindak pidana berat lainnya.

Usul itu pun harus dibawa ke Mahkamah Konstitusi sebelum diserahkan kepada MPR. "Konstitusi jelas mengatur itu, dan kita harus menaati," ujar Fadli yang kembali disambut oleh sorak ejekan dari para pendemo.

Para pendemo adalah gabungan mahasiswa yang membawa atribut Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Himpunan Mahasiswa Islam, Gerpindo, dan sebagainya. Ada juga yang berdemo atas nama pedagang kaki lima.

Dalam melakukan aksinya, mereka membakar ban dan melempar botol air mineral ke dalam Kompleks Parlemen. Aksi demo ini juga mengganggu kemacetan di Jalan Jenderal Gatot Subroto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Jumlah Menteri dari Partai di Kabinet Prabowo-Gibran Diprediksi Lebih Banyak Dibanding Jokowi

Nasional
Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran 'Game Online' Mengandung Kekerasan

Menparekraf Ikut Kaji Pemblokiran "Game Online" Mengandung Kekerasan

Nasional
Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi 'May Day', Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Jokowi di NTB Saat Buruh Aksi "May Day", Istana: Kunker Dirancang Jauh-jauh Hari

Nasional
Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi 'May Day' di Istana

Jokowi di NTB Saat Massa Buruh Aksi "May Day" di Istana

Nasional
Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Seorang WNI Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Everest

Nasional
Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Kasus Korupsi SYL Rp 44,5 Miliar, Bukti Tumpulnya Pengawasan Kementerian

Nasional
Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Keterangan Istri Brigadir RAT Beda dari Polisi, Kompolnas Tagih Penjelasan ke Polda Sulut

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Jokowi: Selamat Hari Buruh, Setiap Pekerja adalah Pahlawan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com