Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Jokowi 'Kentang', Tidak Bisa Ambil Kebijakan Dramatis..."

Kompas.com - 17/10/2015, 11:13 WIB
Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo dianggap belum menunjukkan ketegasan dalam hal membantu penegakan hukum, pemberantasan korupsi, dan konsolidasi politik. Jokowi dinilai belum total dalam mengambil kebijakan selama satu tahun pemerintah.

Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho menjelaskan, ketidaktegasan Jokowi nampak dari polemik pergantian kepala Polri dan wacana revisi Undang-Undang Tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Menurut Emerson, Jokowi harusnya mendengar aspirasi publik terkait dua isu tersebut.

"Jokowi ini 'kentang', harusnya langsung tolak revisi UU yang akan melemahkan KPK. Kalau sekadar ditunda revisinya, ini bisa jadi bom waktu," ucap Emerson dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (17/10/2015).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari mengungkapkan hal senada. Ia menilai, Jokowi belum berani mengambil kebijakan tegas pada isu sensitif selama satu tahun memimpin pemerintahan.

"Jokowi memang 'kentang', tidak bisa ambil kebijakan dramatis," ujarnya.

Menurut Qodari, kurangnya ketegasan Jokowi disebabkan oleh minimnya kekuatan politik yang dimiliki.

Ia menganggap Jokowi sebagai Presiden yang tidak dapat lepas dari bayang-bayang partai pengusungnya.

Baik Qodari dan Emerson sama-sama mendorong agar Jokowi melalukan evaluasi dalam satu tahun pemerintahannya. (baca: Setahun Pemerintahan, Jokowi-JK Dianggap Terjebak Janji Kampanye)

Di tahun-tahun ke depan, Jokowi diharapkan dapat lebih nyata mewujudkan janji kampanye, membuat kebijakan yang terasa manfaatnya dalam jangka pendek dan jangka panjang.

"Jokowi harus manfaatkan momentum, dalam kondisi krisis pasti ada peluang untuk melakukan penataan secara fundamental," kata Qodari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Canangkan Gerakan Literasi Desa, Wapres Ingin SDM Indonesia Unggul

Nasional
DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

DPR Sentil Kemendikbud yang Bilang Pendidikan Tinggi Tidak Wajib: Orang Miskin Dilarang Kuliah? Prihatin

Nasional
Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Respons Istana Soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P: Presiden Selalu Menghormati

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

GASPOL! Hari Ini: Prabowo Ajak PKS atau PDI-P ke Dalam Koalisi?

Nasional
Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Ngabalin: Revisi UU Kementerian Negara untuk Kebutuhan Masyarakat, Paten Itu Barang...

Nasional
Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Soal Revisi UU Kementerian Negara, Golkar: Baleg Mewakili Partai-partai

Nasional
Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Soal RUU Penyiaran, KIP: UU Pers Bilang Wartawan Tak Boleh Dihalangi

Nasional
Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Temui Gubernur Jenderal Australia David Hurley, Prabowo Kenang Masa Jadi Kadet

Nasional
Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Jemaah Haji Bersiap Menuju Makkah, Ketua PPIH Arab Saudi Pastikan Hak Jemaah Terpenuhi

Nasional
Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Soal RUU Penyiaran, Setara Institute: DPR dan Pemerintah Harus Perluas Partisipasi Publik

Nasional
PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

PDI-P Bakal Jemput Bola Kader untuk Maju di Pilkada Sumut

Nasional
Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Jadi Perempuan Pertama Berpangkat Mayjen TNI AD, Dian Andriani Harap Kowad Lain Menyusul

Nasional
Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Jokowi Bakal Tinjau Lokasi Banjir Lahar di Sumbar Pekan Depan

Nasional
Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nurul Ghufron Tak Hadir karena Belum Tuntas Siapkan Pembelaan, Dewas KPK Tunda Sidang Etik

Nasional
PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

PDI-P Tuding Jokowi Cawe-cawe Pilkada dengan Bansos Beras, Ngabalin: Segera Lah Move on

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com