Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Jokowi Terkait Kebakaran Hutan Dianggap Hanya Pencitraan

Kompas.com - 08/10/2015, 12:14 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi IV DPR, Edhy Prabowo mendesak Presiden Joko Widodo untuk melakukan sejumlah aksi nyata dan cepat dalam melakukan penanganan kebakaran hutan di sejumlah wilayah di Indonesia. Edhy menilai, selama ini ultimatum dan kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi terkait kebakaran hutan hanya sebatas pencitraan karena tidak didukung dengan langkah-langkah yang konkret.

“Ultimatum itu apa langkah-langkahnya? Jangan hanya sekedar ultimatum. ultimatumnya juga tidak jelas kepada siapa, Kemenhut kah? Ke BNPB kah atau ke kepala daerah? Jangan ultimatum tanpa langkah-langkah yang jelas,” ujar Edhy, saat konferensi pers di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (7/10/2015)

Ia menilai, ketika melakukan tinjauan ke lokasi kebakaran hutan, Presiden seharusnya melakukan pertemuan secara langsung dengan aparat daerah setempat serta mendesak untuk merumuskan langkah-langkah strategis dalam penanganan kebakaran hutan.

“Ultimatum oke, per 30 Oktober harus beres. Tapi ada enggak Presiden memanggil bupati-bupatinya? Perintahkan mereka untuk siagakan aparaturnya seperti camat, lurah dan kepala desa? Ini anggarannya, ada enggak? Kami menganggap ini justru pembiaran,” kata dia.

Politisi Partai Gerindra tersebut juga meminta Presiden memerhatikan sikap kepala daerah dan aparaturnya yang tidak mau mengucurkan dana yang telah diberikan oleh pemerintah untuk penanggulangan kebakaran hutan. Menurut dia, kepala daerah beserta aparaturnya takut dalam memanfaatkan dana tersebut karena tidak dijamin dan dilindungi oleh hukum.

“Ada enggak jaminan dari pemerintah untuk mengalokasikan anggaran untuk keperluan lain dialihkan untuk menangani kebakaran hutan, dijamin tidak ditangkap KPK, tidak ditangkap polisi, dijamin tidak dibawa ke kejaksaan. Kalau itu terjadi baru itu langkah nyata,” ujarnya.

Ia juga mendesak pemerintah untuk mengutamakan pencegahan daripada penanggulangan dalam menghadapi potensi ancaman kebakaran hutan pada tahun 2016. Menurut dia, jika pemerintah terus menerus mengutamakan penanggulangan kebakaran hutan, akan membuat pembengkakan anggaran dan berdampak buruk bagi masyarakat.

“Kalau penanggulangan tetap, anggarannya pasti akan berlebih, seperti misal ketika situasi kondisi darurat maka semuanya pasti bisa serba mahal, ongkos sewa pesawat (water bombing dan modifikasi cuaca), ongkos sewa pemadam kebakaran. Itu akan berbeda dengan hari-hari biasa,” papar Edhy.

Edhy mengatakan, Presiden juga harus bertanggung jawab dan memerhatikan kondisi masyarakat yang terkena dampak kebakaran hutan. Penanganan kebakaran hutan yang sudah berlangsung selama tiga bulan dinilai terlalu lama dan menyengsarakan masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 24 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com