Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diminta Susun Peta Potensi Konflik Pertambangan dan Perkebunan

Kompas.com - 01/10/2015, 12:17 WIB
Dylan Aprialdo Rachman

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mendesak Polri untuk menyusun peta potensi konflik terkait kegiatan pertambangan dan perkebunan agar kasus pembunuhan seperti yang terjadi kepada Salim Kancil tidak terulang kembali. Salim Kancil adalah petani di Lumajang yang menolak penambangan pasir di wilayahnya.

“Nanti ketika RDP (Rapat Dengar Pendapat) dengan Kapolri, kami ingin agar Polri itu melakukan semacam tabulasi lah atas semua daerah yang mempunyai persoalan penambangan dan perkebunan meski pun bukan penambangan atau perkebunan liar saja,” ujar Arsul, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (1/10/2015).

Menurut Arsul, peta ini akan bermanfaat bagi Polri dalam melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap potensi-potensi konflik horizontal (antarsesama masyarakat) dan vertikal (masyarakat dan perusahaan) di kawasan pertambangan dan perkebunan.

“Oleh karena itu, kami ingin Polri itu punya deteksi dini, jadi kalau begitu sudah dibuat petanya, begitu terjadi hal-hal seperti ini Polri sigap,” ujarnya.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan ini juga menilai, peta tersebut juga bisa digunakan untuk membongkar praktik-praktik kongkalikong dan korupsi yang melibatkan aparat pemerintahan setempat dan pihak perusahaan.

“Polri bisa memanfaatkan itu untuk melakukan penyelidikan terhadap praktik kongkalikong pemberian izin, korupsi, suap menyuap. Itu yang akan kita tekankan kepada Kapolri,” kata dia.

Arsul berharap agar masyarakat mau pun LSM bisa ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan kepada Komisi III DPR untuk mencari berbagai solusi sebagai langkah pencegahan konflik horizontal dan vertikal.

Ia menuturkan, Komisi III DPR juga akan mengirimkan tim investigasi terkait dengan kasus pembunuhan petani dan aktivis lingkungan hidup, Salim Kancil ke Desa Selok Awar-Awar, Lumajang, Jawa Timur. Tim investigasi akan diberangkatkan pada hari Jumat (2/10/2015) besok. Anggota tim terdiri dari satu orang perwakilan dari masing-masing fraksi. Hasil tinjauan dari tim investigasi nantinya akan dibahas dalam rapat pleno pada tanggal 6 Oktober 2015.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Dampak Korupsi Tol MBZ Terungkap dalam Sidang, Kekuatan Jalan Layang Berkurang hingga 6 Persen

Nasional
Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Mahfud MD Ungkap Kecemasannya soal Masa Depan Hukum di Indonesia

Nasional
Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Jalan Berliku Anies Maju di Pilkada Jakarta, Sejumlah Parpol Kini Prioritaskan Kader

Nasional
Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Kunker di Mamuju, Wapres Olahraga dan Tanam Pohon Sukun di Pangkalan TNI AL

Nasional
Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Sebut Demokrasi dan Hukum Mundur 6 Bulan Terakhir, Mahfud MD: Bukan karena Saya Kalah

Nasional
Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Bobby Resmi Masuk Gerindra, Jokowi Segera Merapat ke Golkar?

Nasional
[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

[POPULER NASIONAL] Korps Marinir Tak Jujur demi Jaga Marwah Keluarga Lettu Eko | Nadiem Sebut Kenaikan UKT untuk Mahasiswa Baru

Nasional
Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Poin-poin Klarifikasi Mendikbud Nadiem di DPR soal Kenaikan UKT

Nasional
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Menkes: Pasti Akan Masuk ke Indonesia

Nasional
Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Sidang Perdana Kasus Ketua KPU Diduga Rayu PPLN Digelar Tertutup Hari Ini

Nasional
Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies 'Ban Serep' pada Pilkada Jakarta...

Saat PKB dan PKS Hanya Jadikan Anies "Ban Serep" pada Pilkada Jakarta...

Nasional
Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 25 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Dukung Pengelolaan Sumber Daya Alam, PHE Aktif dalam World Water Forum 2024

Nasional
Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Ridwan Kamil Sebut Pembangunan IKN Tak Sembarangan karena Perhatian Dunia

Nasional
Jemaah Haji Dapat 'Smart' Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Jemaah Haji Dapat "Smart" Card di Arab Saudi, Apa Fungsinya?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com