Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Jengkel Menteri Gerak Lambat Pangkas Birokrasi Izin Usaha

Kompas.com - 29/09/2015, 15:53 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kesekian kalinya menunjukkan kegeramannya terhadap kinerja para menteri yang dianggapnya masih terlalu lambat. Jokowi ingin agar para menteri bisa bergerak cepat memangkas birokrasi, terutama terkait perizinan usaha.

Saat membuka rapat terbatas tentang Penanaman Modal Asing (Foreign Direct Investment/FDI) pada Selasa (29/9/2015) siang, Jokowi mengingatkan hasil rapat pada 16 September.

Ketika itu, Jokowi mengatakan dirinya sudah meminta para menteri di bawah koordinasi Menteri Koordinator Perekonomian untuk membuat terobosan dalam menyelesaikan kendala investasi, terutama perizinan investasi. (Baca: Darmin: Perizinan dari 923 Hari Jadi 250 Hari, Presiden Tidak Puas)

"Langkah-langkah terobosan dan langkah-langkah yang cepat ini penting karena yang kami lihat di lapangan. Saya tadi juga baru menerima Apindo yang menyampaikan beberapa hal yang berkaitan, terutama juga hambatan-hambatan investasi," kata Jokowi saat membuka rapat.

Dia menyinggung soal masih panjang dan lamanya prosedur perizinan. Maka dari itu, Jokowi meminta para menteri mengkaji aturan itu untuk segera dihapuskan atau direvisi untuk memudahkan para investor.

Selain itu, dia juga menyinggung soal pembebasan lahan dan tata ruang serta pasokan listrik. Jokowi menyatakan, dunia usaha membutuhkan kepastian soal target pasokan listrik pemerintah untuk mendukung usaha mereka.

"Kemudian juga kepastian sistem pengupahan dan juga ketenagakerjaan," kata Jokowi.

Untuk menunjukkan betapa rumitnya birokrasi di Indonesia, Jokowi membandingkan kondisi di Tanah Air dengan negara-negara Asia Tenggara. Saat ini, sebut dia, Indonesia berada di urutan keenam dalam hal kemudahan izin usaha.

Setidaknya, ada 10 tahapan yang harus dilakukan investor untuk berusaha di Indonesia. Padahal, Singapura dan Malaysia hanya tiga tahapan prosedur.

"Waktu yang dibutuhkan untuk memulai usaha, coba dicatat ini, malu kalau kita ini. Masih 52,5 hari, bandingkan dengan Singapura 2,5 hari, Malaysia 5,5 hari. Sudah pembandingnya yang dekat-dekat saja," ujar Jokowi geram.

Jokowi mendesak para menteri untuk segera mengambil langkah nyata untuk memperbaiki kondisi itu. Saking kesalnya dengan para menteri, Jokowi pun seakan pesimistis target bisa tercapai jika kinerja menteri tak juga berubah.

"Kalau dari pimpinan di kementerian tidak kuat mengendalikan di bawahnya, di eselon satu atau eselon duanya, apalagi terbawa arus yang ada di bawahnya, sudah lupakan mengenai ini. Lupakan. Kalau tidak punya keberanian melakukan terobosan itu juga lupakan karena memang kita ini sangat ruwet sekali," ujar Jokowi.

Hadir dalam rapat terbatas kali ini adalah Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Tata Ruang dan Reformasi Agraria Ferry Mursidan Baldan, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Yakin Tak Blunder Usung Anies-Sohibul di Pilkada, PKS: Kami Bukan Pemain Baru di Jakarta

Nasional
Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Demo Tolak Revisi UU Polri, Aliansi Masyarakat Sipil: Kekuasaan Polisi Bakal Melebihi Presiden

Nasional
Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Yakin Partai Lain Tertarik Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Enggak Mau Aman?

Nasional
Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Sejumlah Nama yang Disiapkan PDI-P untuk Pilkada: Risma-Azwar Anas di Jatim, Andika Perkasa di Jateng

Nasional
PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

PKS Enggan Tawarkan Partai KIM untuk Usung Anies-Sohibul, tetapi Berbeda dengan PDI-P

Nasional
Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Soal Tawaran Kursi Cawagub Pilkada Jakarta oleh KIM, PKS: Beri Manfaat atau Jebakan?

Nasional
Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Yakin Tak Ditinggal Partai Setelah Usung Anies-Sohibul, PKS: Siapa yang Elektabilitasnya Paling Tinggi?

Nasional
PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

PKS Ungkap Surya Paloh Berikan Sinyal Dukungan Anies-Sohibul untuk Pilkada Jakarta

Nasional
Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Soal Jokowi Tawarkan Kaesang ke Parpol, Sekjen PDI-P: Replikasi Pilpres

Nasional
KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

KPK Segera Buka Data Caleg Tak Patuh Lapor Harta Kekayaan

Nasional
KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

KPK Kembali Minta Bantuan Masyarakat soal Buronan Harun Masiku

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan 'Back Up' Data Imigrasi

[POPULER NASIONAL] PDI-P Bantah Hasto Menghilang | Kominfo Tak Respons Permintaan "Back Up" Data Imigrasi

Nasional
Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 2 Juli 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Anggota DPR: PDN Itu Seperti Brankas Berisi Emas dan Berlian, Obyek Vital

Nasional
Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Kuasa Hukum Sebut Staf Hasto Minta Perlindungan ke LPSK karena Merasa Dijebak KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com