Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan terhadap Pembela HAM Meningkat, Ada 52 Kasus dalam 4 Tahun Terakhir

Kompas.com - 15/09/2015, 13:38 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia mencatat, ada 42 kasus yang menimpa aktivis penegak HAM di Indonesia dalam kurun waktu 2012 hingga 2015. Angka tersebut cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

"Data ini merupakan fenomena gunung es. Hanya sedikit saja yang dilaporkan ke Komnas HAM. Namun, fakta yang sesungguhnya dapat dipastikan jauh lebih banyak," kata Pelapor Khusus Pembela HAM Siti Noor Laila di Kantor Komnas HAM, Sabtu (15/9/2015).

Siti memaparkan, ada lima kasus pelanggaran HAM pada 2012 dan meningkat menjadi 14 kasus pada 2013. Tahun lalu, jumlah kasus kembali bertambah menjadi 22 kasus. Pada Januari-Februari 2015, tercatat ada lima kasus dengan kecenderungan akan mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Berdasarkan wilayah terjadinya kasus, Sumatera Selatan menjadi wilayah dengan kasus pelanggaran HAM paling banyak dalam empat tahun terakhir, yaitu sembilan kasus. Adapun Jakarta sebanyak tujuh kasus.

Meski Sumatera Selatan dan Jakarta memiliki jumlah kasus lebih banyak, kasus-kasus pelanggaran yang tergolong kasus berat terjadi di Papua dan Papua Barat. Selain itu, kasus-kasus pada kedua wilayah tersebut juga lebih kompleks dan beragam, mulai dari penculikan hingga pembunuhan.

"Begitu juga di Yogyakarta. Walaupun kasus pelanggaran di wilayah ini lebih sedikit (ada dua kasus pada 2014), namun termasuk dalam daerah yang cukup rentan bagi para pembela HAM," kata Siti.

Berdasarkan catatan Komnas HAM, dari 37 kasus pembela HAM, terdapat 11 isu yang rentan bagi para pembela HAM, yaitu isu lingkungan, agraria, perburuhan, korupsi, jurnalistik, pendidikan, lesbian, gay, biseksual, dan transjender (LGBT), serta kebebasan mengemukakan pendapat di muka umum.

Seiring meningkatnya konflik pertahanan di sejumlah daerah, para aktivis pendukung HAM yang bekerja pada isu agraria banyak mengalami kekerasan dan kerentanan. Pada periode 2012-2015, Komnas HAM mencatat sedikitnya terdapat 16 kasus yang menimpa pembela HAM sektor agraria.

Adapun kasus berupa penyerangan dan pembubaran pertemuan dari aksi demonstrasi untuk mengemukakan pendapatnya di muka umum sebanyak 10 kasus pada 2014. Pelanggaran tidak hanya dilakukan oleh aparat keamanan, tetapi juga oleh kelompok masyarakat.

"Yang juga cukup menarik adalah meningkatnya serangan terhadap aktivis antikorupsi, terutama pada awal tahun 2015," kata Siti. (Baca Komnas HAM: Pembela HAM Harus Mendapatkan Perlindungan)

Komnas HAM mencatat bahwa kasus-kasus yang menimpa pembela HAM di daerah konflik sering kali muncul dari aparat keamanan. Aktivis pembela HAM dituduh sebagai pendukung gerakan separatis, provokator konflik, ataupun aktor intelektual kebangkitan perlawanan rakyat.

Tekanan itu biasa ditujukan kepada pendamping korban melalui tindakan penangkapan dan penahanan sewenang-wenang serta tindak penyiksaan, penghilangan secara paksa, hingga pembunuhan. Tekanan terhadap aktivis juga terjadi dalam bentuk intimidasi, baik fisik maupun psikis, yang ditujukan kepada pembela HAM secara langsung maupun melalui anggota keluarganya.

Salah satu kasus yang menimpa pada pembela HAM di daerah konflik itu dialami pengurus Komite Nasional Papua Barat (KNPB). Pada 26-30 November 2013, terjadi penangkapan terhadap 29 aktivis KNPB oleh aparat Polda Papua seusai aksi demonstrasi KNPB yang mendukung pembentukan Internasional Lawyers for West Papua (ILWP). Pasca-penangkapan tersebut, 12 aktivis dinyatakan sebagai tersangka, 3 orang dinyatakan hilang, dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia. Jasad korban ditemukan di Danau Sentani, Papua.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Anies Pertimbangkan Maju Pilkada DKI, PKS: Kita Lagi Cari yang Fokus Urus Jakarta

Nasional
Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Momen Menarik di WWF Ke-10 di Bali: Jokowi Sambut Puan, Prabowo Dikenalkan sebagai Presiden Terpilih

Nasional
Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Perkenalkan Istilah ‘Geo-cybernetics’, Lemhannas: AI Bikin Tantangan Makin Kompleks

Nasional
Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Megawati Disebut Lebih Berpeluang Bertemu Prabowo, Pengamat: Jokowi Akan Jadi Masa Lalu

Nasional
Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Laporkan Dewas ke Bareskrim, Wakil Ketua KPK Bantah Dirinya Problematik

Nasional
Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Kolaborasi Pertamina–Mandalika Racing Series Dukung Pembalap Muda Bersaing di Kancah Internasional

Nasional
Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Harkitnas, Fahira Idris Tekankan Pentingnya Penguasaan Iptek untuk Capai Visi Indonesia Emas 2045

Nasional
Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Sempat Sebut Lettu Eko Meninggal karena Malaria, Dankormar: Untuk Jaga Marwah Keluarga

Nasional
Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Yasonna Berharap Program PPHAM Dilanjutkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Di WWF 2024, Jokowi Ajak Semua Pihak Wujudkan Tata Kelola Air yang Inklusif dan Berkelanjutan

Nasional
KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

KSP Sebut Bakal Pertimbangkan Nama-nama Pansel KPK Rekomendasi ICW

Nasional
Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Kementan Rutin Kirim Durian Musang King, SYL: Keluarga Saya Tak Suka, Demi Allah

Nasional
Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Jokowi-Puan Bertemu di WWF 2024, Pengamat: Tidak Akan Buat Megawati Oleng

Nasional
56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

56.750 Jemaah Haji Tiba di Madinah, 6 Orang Dikabarkan Wafat

Nasional
Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Ingatkan Soal Kuota Haji Tambahan, Anggota DPR: Jangan Sampai Dipanggil KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com