Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tidak Ada Makan Siang Gratis, Pasti PAN Akan Masuk Kabinet"

Kompas.com - 03/09/2015, 09:51 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo diyakini akan kembali melakukan perombakan Kabinet Kerja setelah bergabungnya Partai Amanat Nasional ke dalam koalisi pendukung pemerintah. PAN diprediksi akan mendapat jatah kursi menteri.

"Wacana reshuffle akan kembali menguat setelah PAN memutuskan mendukung pemerintah," kata pengamat politik CSIS, Arya Fernandez, saat dihubungi, Kamis (3/9/2015).

Arya meyakini, sudah ada kesepakatan sebelum Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan mengumumkan perubahan arah koalisi. Terlebih lagi, sebelum mengumumkan hal itu di Istana Negara, Zulkifli sudah lebih dahulu menggelar pertemuan tertutup dengan Jokowi. (Baca: Bagi Aburizal, Sah-sah Saja PAN Pilih Keluar dari KMP)

"Tidak ada makan siang gratis, pasti PAN akan masuk kabinet," ucap Arya.

Saat ini pun, lanjut Arya, partai politik pendukung pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat sudah mulai waswas jatah kursinya di kabinet akan berkurang. Hal tersebut, menurut dia, dapat dilihat dari absennya elite KIH mendampingi elite PAN berkunjung ke Istana.

Saat itu, Zulkifli dan elite PAN lainnya hanya didampingi oleh Ketua Umum Hanura Wiranto. (Baca: Agung Laksono Sarankan PAN Tak Terburu-buru Bicarakan "Jatah" Menteri)

"Ini partai di KIH akan berpikir implikasi di kabinet. Bagaimanapun Presiden akan memberikan kompensasi dukungan dan yang terancam partai-partai ini. Reshuffle kemarin saja Nasdem sudah kehilangan satu kursi," ucapnya.

Zulkifli sebelumya tertawa saat disinggung soal jatah PAN di Kabinet Kerja. (Baca: Ditanya Jatah PAN di Kabinet, Zulkifli Hasan Tertawa)

"Ha-ha-ha... Soal jabatan, itu hak prerogatif Presiden," kata Zulkifli saat dijumpai di Kompleks Parlemen, Rabu (2/9/2015).

PAN, kata dia, tak ingin berandai-andai mendapatkan jatah kursi menteri di kabinet. Ia menegaskan, perombakan susunan menteri sepenuhnya menjadi hak prerogatif Presiden Joko Widodo.

"Jangan berandai-andai. Tidak ada urusan kami. Itu prerogatif Presiden," ujar Zulkifli.

Ketua Badan Pemenangan Pemilu PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden soal jabatan menteri di Kabinet Kerja. PAN tidak menuntut jabatan setelah memutuskan bergabung dalam koalisi pemerintahan.

"PAN tidak menuntut jabatan dan posisi tertentu. PAN menyerahkan kepada kebijakan Presiden. Yang penting bagi PAN dapat bersama-sama dengan partai pemerintah untuk mengawal dan menjalankan roda pemerintahan dengan baik dan benar," kata Viva.

Viva mengatakan, PAN tidak haus kekuasaan. Kondisi bangsa dan negara yang sedang krisis, kata dia, menjadi bagian dari tanggung jawab partai politik. Persoalan bangsa harus ditanggung dan dipecahkan bersama. (Baca: Jokowi: Saya Sangat Menghargai Bergabungnya PAN

"Tidak ada kepentingan bersifat subyektif dari PAN hanya sekadar untuk mendapatkan kursi kabinet. Tetapi, secara obyektif, PAN mempertimbangkan untuk kepentingan bangsa dan negara yang lebih besar, yaitu bersama-sama mengawal demokrasi, memperbaiki pemerintahan agar menjadi bersih, sehat, dan kuat, serta dapat menyejahterakan rakyat," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com