Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potret Toleransi Agama di Ibu Kota dalam 70 Tahun Kemerdekaan RI

Kompas.com - 17/08/2015, 08:18 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Toleransi keagamaan di Indonesia, khususnya di Ibu Kota Jakarta, tidak pernah lekang dimakan waktu. Telah 70 tahun Indonesia menikmati kemerdekaannya, sepanjang itu pula banyak agama dan masing-masing penganutnya hidup berdampingan dengan damai.

Gulraj Singh yang merupakan pemimpin kuil kepercayaan Sikh di kawasan Pasar Baru, menjadi salah seorang yang menikmati kemerdekaan beribadah itu. Pria yang sudah 70 tahun hidup di Indonesia, dia merasakan indahnya hidup berdampingan dalam keberagaman.

"Toleransi di Indonesia itu hebat, dari dahulu keagamaanya beragam tetapi bisa berdampingan. Sudah lebih 70 tahun saya hidup di Indonesia ini, melihat kerukunan, gotong royong dan Pancasila menjadi pemersatu kita."

"Perbedaan agama tidak dipersoalkan, tidak seperti di negeri lain yang mencampuradukkanya dengan politik sehingga malah runyam," kata dia kepada Kompas.com, Rabu (12/8/2015).

Di Jakarta, simbol toleransi keagamaan berdiri kokoh di pusat kota. Masjid Istiqlal yang akbar dan Gereja Katedral yang menjulang menjadi saksi bisu harmoni keagamaan masyarakat Ibu Kota. Rumah ibadah 2 agama yang berbeda itu juga menjadi ikon toleransi Indonesia bagi masyarakat Internasional.

Uskup Agung DKI Jakarta, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo, mengaku sering mendengar pujian dari teman-temannya yang merupakan negara asing. Menurut mereka, kata Ignatius, meski Indonesia negara muslim terbesar di dunia, namun tidak pernah ada kerusuhan agama yang sampai merusak tatanan negara.

"Mereka juga kagum dengan realitas rumah ibadah seperti Istiqlal dan Katedral yang berdampingan. Simbol di mana kerukunan berada di Indonesia," kata dia.

Toleransi dan kebersamaan memang sudah ditanamkan para pelopor negeri sejak awal kemerdekaan. Presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno bahkan memperlihatkan potret kebersamaan itu saat membangun Istiqlal. Ia tak segan melibatkan arsitek non-Islam untuk mendirikan masjid terbesar di Asia Tenggara itu.

Abu Hurairah, protokoler masjid Istiqlal menceritakan, Frederich Silaban, arsitek yang mendesain Istiqlal itu adalah penganut kristiani. Rancangannya yang bertema "Ketuhanan" dipilih pak Soekarno.

"Meski bukan muslim, pak Silaban itu sengaja menghabiskan waktu mempelajari lebih dalam mengenai cara ibadah orang muslim dan konsep masjid lain di dunia. Itu bukti toleransi ada di sini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com