Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/07/2015, 15:24 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Panitia seleksi calon pimpinan (pansel capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan peserta yang lolos seleksi tahap kedua, Selasa (14/7/2015). Hasilnya, sebanyak 48 orang lolos dan dapat melanjutkan seleksi selanjutnya.

"Pada rapat pleno, pansel capim KPK pada 11 Juli 2015 telah putuskan nama-nama capim KPK yang lolos seleksi tahap II. Jumlah capim KPK yang lolos seleksi tahap II sebanyak 48 orang dari 194 orang," ujar Ketua Pansel KPK Destry Damayanti dalam jumpa pers di kantor Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa.

Destry menjelaskan, awalnya peserta seleksi mencapai 194 orang. Namun, setelah menjalani sejumlah rangkaian tes, mulai dari tes obyektif berupa soal pilihan ganda, hingga penilaian dua makalah yang dikumpulkan, pansel memangkas banyak calon. (Baca: Pansel Diskualifikasi Sejumlah Capim KPK yang Mencontek)

"Tentunya kami juga mempertimbangkan masukan-masukan yang telah kami terima dari masyarakat, yang jumlahnya mencapai ribuan. Ini kami baca sebagai salah satu dasar pertimbangan capim yang lolos di tahap kedua itu," kata Destry.

Ke-48 orang yang lolos dalam seleksi tahap kedua ini terdiri dari 7 perempuan dan 41 laki-laki.

Latar belakang profesi peserta capim KPK yang lolos seleksi tersebar secara merata, dari kalangan akademisi (8 orang), penegak hukum (9 orang), korporasi (6 orang), Komisi Pemberantasan Korupsi (5 orang), auditor (4 orang), advokat (3 orang), lembaga negara (4 orang), PNS (3 orang), civil society organizer (3 orang), dan lainnya 3 orang.

Sementara itu, mayoritas bergelar master (23 orang). Adapun sisanya, yakni bergelar sarjana (10 orang) dan doktor (15 orang). (Baca: Pansel KPK Juga Akan Telusuri Kabar Capim Punya Dua Istri)

Dilihat dari latar belakang usia, mayoritas peserta capim KPK berusia 50-59 tahun (29 orang), usia 40-49 tahun (13 orang), usia 60-65 tahun (6 orang).

Mereka selanjutnya akan mengikuti seleksi profile assessment yang akan diselenggarakan pada tanggal 27-28 Juli 2015 di Pusdiklat Kemenkes Jalan Hang Jebat Raya, Blok F3, Kebayoran Baru, mulai pukul 07.00 hingga selesai.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Tanggal 8 Desember Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Desember Memperingati Hari Apa?

Nasional
Singgung Kekhususan Daerah, Mahfud Tak Persoalkan RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden

Singgung Kekhususan Daerah, Mahfud Tak Persoalkan RUU DKJ Atur Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden

Nasional
Peringatan Hari HAM Sedunia 2023 Bertemakan Harmoni dalam Keberagaman

Peringatan Hari HAM Sedunia 2023 Bertemakan Harmoni dalam Keberagaman

Nasional
Di Hadapan Pimpinan Ponpes, Mahfud Janji Beri Perhatian Penuh pada Pesantren jika Terpilih

Di Hadapan Pimpinan Ponpes, Mahfud Janji Beri Perhatian Penuh pada Pesantren jika Terpilih

Nasional
Di Hadapan Pimpinan Ponpes dan Dewan Masjid, Hary Tanoe Klaim Said Aqil Dukung Mahfud

Di Hadapan Pimpinan Ponpes dan Dewan Masjid, Hary Tanoe Klaim Said Aqil Dukung Mahfud

Nasional
Hary Tanoe Sebut Parpol Pengusung Ganjar-Mahfud Tak Pernah Bahas Bagi-bagi Kekuasaan

Hary Tanoe Sebut Parpol Pengusung Ganjar-Mahfud Tak Pernah Bahas Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Soal Cegah Konflik Kepentingan, Ketua KPK Nawawi Singgung Sikap Eks Kapolri Hoegeng Tutup Toko Bunga Miliknya

Soal Cegah Konflik Kepentingan, Ketua KPK Nawawi Singgung Sikap Eks Kapolri Hoegeng Tutup Toko Bunga Miliknya

Nasional
Didakwa Terima Suap Rp 11 Miliar, Sekretaris MA Hasbi Hasan: Bukti Nanti di Persidangan

Didakwa Terima Suap Rp 11 Miliar, Sekretaris MA Hasbi Hasan: Bukti Nanti di Persidangan

Nasional
Skor Penanganan Perkara Turun, KPK Diimbau Tutup Celah Kebocoran Perkara

Skor Penanganan Perkara Turun, KPK Diimbau Tutup Celah Kebocoran Perkara

Nasional
Banyak Pelanggaran, KPK Diimbau Benahi Sistem Integritas Internal

Banyak Pelanggaran, KPK Diimbau Benahi Sistem Integritas Internal

Nasional
KPK Disarankan Kembali Independen Supaya Sesuai Tujuan Pendirian

KPK Disarankan Kembali Independen Supaya Sesuai Tujuan Pendirian

Nasional
Integritas KPK Saat Ini Dinilai yang Paling Buruk

Integritas KPK Saat Ini Dinilai yang Paling Buruk

Nasional
Skor Independensi KPK Anjlok Sejak Penerapan UU Baru

Skor Independensi KPK Anjlok Sejak Penerapan UU Baru

Nasional
Tolak Draf RUU DKJ soal Gubernur Ditunjuk Presiden, Fraksi PKS: Jangan Kebiri Hak Demokrasi Warga

Tolak Draf RUU DKJ soal Gubernur Ditunjuk Presiden, Fraksi PKS: Jangan Kebiri Hak Demokrasi Warga

Nasional
Kampanye di Aceh, Cak Imin Ungkap Keinginan Angkat Menteri Urusi Pesantren

Kampanye di Aceh, Cak Imin Ungkap Keinginan Angkat Menteri Urusi Pesantren

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com