Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Pengangkut dan Misi Kemanusiaan

Kompas.com - 01/07/2015, 15:11 WIB

Oleh: Ninok Leksono

JAKARTA, KOMPAS - "Keselamatan Terbang & Kerja adalah Nafasku" (Semboyan di Skuadron 31 di Pangkalan Halim Perdanakusuma; dari "Hercules Sang Penjelajah", 2003)

Setiap kali ada musibah penerbangan, seperti yang terjadi Selasa (30/6/2015), sedih dan dukacitalah yang hinggap di hati. Lebih-lebih ketika membaca semboyan yang terpampang di pangkalan Hercules di Skuadron 31.

Sementara tim penyelidik melaksanakan tugas untuk mengetahui sebab terjadinya kecelakaan Hercules C-130 A-1310 di Medan, terbayang pengabdian panjang pesawat angkut ini. (Di TNI AU, Hercules digolongkan sebagai pesawat angkut berat yang sanggup menjelajahi penjuru Tanah Air. Namun, di kalangan militer Barat, C-130 masih digolongkan pesawat angkut medium. Maklum, AU AS punya C-5 Galaxy, sedangkan yang lebih mutakhir ada C-17 Globemaster yang berjangkauan global).

Menurut The Military Balance 2015 (IISS, London), TNI AU memiliki 15 pesawat angkut medium ini, terdiri dari 4 pesawat C-130B, 3 C-130H, 6 C-130-30, dan 2 L-100-30.

Dari keraguan

Siapa yang mau membuat pesawat kargo turboprop yang lamban di fajar era pesawat jet? Di tengah keraguan itulah AU AS (USAF) mencari desain pesawat yang mampu mengangkut perlengkapan berat berukuran besar, termasuk artileri dan tank, untuk jarak jauh. Pesawat itu juga harus bisa mendarat di tempat sulit, dengan kecepatan lambat hingga 125 knot untuk menerjunkan paratrup, dan bisa terbang dengan satu mesin.

Sebagaimana dituturkan dalam situsnya, insinyur kepala pabrik pesawat Lockheed, Hall Hibbard, menyimak permintaan USAF dan melihat potensi yang ada. Ahli pesawat Kelly Johnson melihat permintaan USAF itu sebagai potensi bencana karena menyimpang dari jet tempur performa tinggi, juga berkecepatan tinggi yang menjadi fokusnya.

"Jika Anda memasukkan (proposal USAF)," ujar Johnson kepada Hibbard yang jadi bosnya, "Anda akan menghancurkan Lockheed Company."

Untunglah Hibbard tidak mendengarkan ancaman itu. Ketika purwarupa YC-130 bersiap terbang perdana pada 23 Agustus 1954, jelas bagi semua bahwa insinyur Lockheed berhasil menempa satu karya yang tak lekang oleh zaman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

Nasional
Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

Nasional
Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

Nasional
Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

Nasional
SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com