JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi I DPR Hanafi Rais angkat bicara mengenai penunjukkan Sutiyoso sebagai calon Kepala BIN. Secara pribadi, ia melihat Sutiyoso memiliki kapabilitas sebagai Kepala BIN. Alasannya, Hanafi mengungkapkan Sutiyoso memiliki pengalaman panjang sebagai prajurit, serta sipil.
"Karena dia dua periode Gubernur DKI. Mengalami Gubernur dengan empat presiden, sehingga mengalami perubahan paradigma," kata Hanafi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/6/2015).
Hanafi menjelaskan, saat Sutiyoso menjabat sebagai gubernur, ia mengalami perubahan paradigma. Di mana saat menjadi prajurit, Sutiyoso harus waspada terhadap segala ancaman. Namun saat memimpin ibukota, ia harus melihat tidak semua hal terkait ancaman.
"Sutiyoso mengalami dua rezim yang berganti. Punya kapabilitas memahami tantangan kontemporer yang dapat dikunyah dengan bijaksana," tutur Wakil Ketua Umum PAN itu.
Hanafi pun mengharapkan agar BIN dapat memperkuat politik luar negeri Indonesia. Hanafi lalu menjelaskan pandangan mengenai BIN. Ia mengibaratkan lembaga intelejen sebagai mesin besar reformasi pertahanan keamanan negara.
"Kita tahu cerita berbagai macam aparatus negara untuk rezim saat itu, lalu mengubah dirinya sendiri, mengubah secara internal dan eksternal seperti Polri dan TNI berproses, dalam sebuah tatanan pertahanan keamanan yang semakin modern dan canggih, kita lihat reformasi pertahanan dan keamanan," jelasnya.
Selain itu, Hanafi mengingatkan bahwa sejak 2011 Indonesia telah memiliki Undang-Undang Intelejin Negara untuk memenuhi tuntutan publik terhadap demokrasi. Sebagai negara yang demokratis, tentu mengedepankan transparansi dan akuntabilitas. Tetapi di sisi lain lembaga intelejen juga memiliki kerja yang bersifat rahasia.
"Karena kepentingan nasional, ada derajat kerahasiaan negara, yang menjadi konsensus di negara mana pun. Kita juga untuk menjawab dua kutub, BIN diberi ruang menjalankan praktek kerahasiaan negara, kita pantau," ujarnya. (Ferdinand Waskita)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.