Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salim Said: Jangan Rayu Tentara Kerjakan Tugas Sipil!

Kompas.com - 04/06/2015, 17:01 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dan pertahanan, Salim Said, mengutarakan sejumlah kritik kepada Presiden Joko Widodo dalam acara makan siang di Istana Negara, Kamis (4/6/2015) siang ini. Salah satu yang menjadi kritikan Salim adalah soal keterlibatan TNI yang mulai banyak direkrut oleh lembaga-lembaga sipil. Salim mengingatkan Presiden Jokowi untuk tidak mengembalikan reformasi yang sudah dibangun saat ini dengan mundur seperti masa lalu.

"Reformasi kita itu salah satu hasilnya TNI tidak lagi memerankan peran politik, kembali menjadi profesional. Oleh sebab itu, saya harap Presiden ingatkan aparat jangan rayu tentara kerjakan pekerjaan sipil," tukas Salim kepada wartawan usai pertemuan.

Dia mencontohkan salah satu bukti nyata adalah dengan bantuan TNI yang menjaga stasiun, penjara, hingga, bandara. Menurut Salim, pengamanan itu seharusnya bisa dilakukan aparat sipil dan tak perlu sampai menurunkan militer.

"Itu kan sudah ada yang bertugas, kerjakan tugas kalian!" ucap dia.

Pria yang juga turut mengajar di Universitas Pertahanan ini pun mengingatkan agar Presiden Jokowi tidak lagi mengenakan pakaian militer karena dia adalah sosok sipil.

"Meski beliau sipil, beliau pemegang kekuasaan tertinggi tentara. Jadi dengan pakaian sipil pun tentara menghormati beliau," ujar Salim.

Menanggapi kritik dari Salim itu, Jokowi menyatakan akan mempertimbangkan saran tersebut. "Beliau sangat senang dengan saran saya itu karena saya katakan, janglah kita yang sudah berhasil reformasi TNI, kita kembali ke masa lalu tanpa kita sadari," ucapnya.

Seperti diketahui, saat ini TNI memiliki peran lebih besar dibandingkan sebelumnya. Sejumlah kementerian dan lembaga negara meminta bantuan militer dalam menjalankan tugasnya Misalnya saja Kementerian Perhubungan yang berencana merekrut TNI untuk pejabat eselon.

Selain itu, Kepolisian RI juga meminta bantuan TNI dalam upaya penanganan terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Sedangkan Kementerian Hukum dan HAM, meminta TNI untuk menjaga penjara-penjara di Indonesia. Lain lagi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi yang hendak merekrut perwira tinggi TNI untuk menjadi Sekretaris Jenderal lembaga itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com