Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akbar Tandjung Khawatir Golkar Jadi Partai Papan Bawah jika Tidak Ikut Pilkada

Kompas.com - 04/05/2015, 18:33 WIB
Abba Gabrillin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar periode 2009-2014, Akbar Tandjung, mengkhawatirkan partainya akan mengalami kemerosotan apabila tidak dapat mengikuti pemilihan kepala daerah serentak. Menurut dia, Partai Golkar akan sulit bertarung dalam pemliu legislatif dan pemilu presiden pada 2019.

"Kalau Golkar tidak bisa ikut pilkada, pasti akan berdampak pada Pileg dan Pilpres 2019. Bahkan, Partai Golkar bisa tidak lagi jadi partai papan atas, bisa jadi hanya papan tengah atau papan bawah," ujar Akbar saat ditemui di AT Institute, Jakarta, Senin (4/5/2015).

Perselisihan atas dualisme kepengurusan yang terjadi di internal partai saat ini, menurut Akbar, sangat berpotensi menyebabkan Golkar kehilangan suara pemilih. Padahal, sejak awal reformasi, banyak tekanan dan hujatan yang mampu diatasi hingga partai mempunyai peringkat elektabilitas yang cukup tinggi dalam beberapa pemilu terakhir.

Akbar mengatakan, para tokoh senior partai mengharapkan agar pihak yang bersengketa, baik kubu Aburizal Bakrie dan kubu Agung Laksono, dapat segera menyelenggarakan munas luar biasa (munaslub). Hal itu diusulkan setelah peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatur mengenai partai yang bersengketa, agar dapat menyelesaikan masalah melalui pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, atau dilakukan secara islah.

Akbar menyampaikan bahwa kedua poin persyaratan yang diatur dalam peraturan KPU tersebut sulit tercapai. Pasalnya, kedua kubu telah memberikan pernyataan yang menyatakan bahwa islah tidak mungkin terjadi.

Sementara itu, proses peradilan yang masih berlangsung diperkirakan memakan waktu yang lama.

"Situasi sekarang sudah mengancam kiprah partai yang termasuk dalam kategori genting dan memaksa. Itulah makanya diperlukan suatu terobosan besar. Munaslub adalah solusinya," kata Akbar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com