Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kamu Pilih Pemimpin yang Apa Adanya atau yang "Nutup-nutupin" Sesuatu tetapi Manis di Depan?

Kompas.com - 25/04/2015, 15:52 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap pemimpin yang baik adalah yang apa adanya menampilkan kepribadian dirinya, seperti Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Dia sendiri juga merasa sudah berusaha untuk menjadi diri dia yang apa adanya, tetapi kenyataannya masih banyak orang yang tidak bisa menerima sikap keras dan terus terangnya tersebut.

"Zaman kita lucu, kita ngomong bener tapi disalahin, ngomong di depan eh dimaki-maki. Masyarakat kita sebenarnya siap enggak sih untuk sama-sama berbuat benar?" kata Basuki, Sabtu (25/4/2015).

Basuki melihat bahwa masyarakat DKI masih banyak yang belum bisa menerima kata-kata "pedas" dari dirinya. Masyarakat dilihat lebih suka menerima ucapan yang manis-manis tetapi kenyataannya ucapan manis tersebut tidak bermanfaat sama sekali bagi kehidupan masyarakat.

Terkait dengan bersikap dan berbicara manis, Basuki juga menceritakan pengalamannya saat dia akan maju menjadi calon gubernur di Bangka Belitung, beberapa tahun silam. Saat itu, Basuki pernah ditawari seseorang bahwa jika dia masuk ke Islam atau menjadi seorang mualaf, kemungkinan dia terpilih sebagai gubernur bisa mencapai 80 persen. Namun, tawaran itu dia tolak.

"Kalau cuma karena itu saya jadi mualaf, ya enggak bisa. Saya bilang saya enggak ada hidayah, kalau jadi mualaf nanti munafik namanya. Kalau begitu, daripada beragama tapi munafik, mending saya kafir sekalian," kata Basuki.

Basuki sendiri mengaku pernah sekolah di sekolah Islam dan sedikit banyak tahu tentang Islam. Dia pun mencontohkan seharusnya orang Islam adalah seperti Gus Dur, yang berani mengutamakan kebenaran dan tidak malu mengungkapkan siapa dirinya. Selain itu, sikap Gus Dur yang toleran terhadap orang yang berbeda dengannya juga dianggap menjadi salah satu contoh sikap yang baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

SP2HP Kedua Terbit, Keluarga Akseyna: Selama Ini Sering Naik Turun, Pas Ramai Baru Terlihat Pergerakan

Megapolitan
Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Polisi Terbitkan SP2HP Kedua Terkait Kasus Akseyna, Keluarga Berharap Aparat Jaga Momentum

Megapolitan
Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Tak Bisa Biayai Pemakaman, Keluarga Tak Kunjung Ambil Jenazah Pengemis Korban Kebakaran di Pejaten

Megapolitan
Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Keluarga Pengemis Sebatang Kara di Pejaten Barat Lepas Tangan Usai Mendiang Tewas Akibat Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com