JAKARTA, KOMPAS.com — Sekretaris Jenderal Partai Golkar versi Munas Bali, Idrus Marham, mengaku tak akan melakukan perlawanan balik terhadap ancaman dari kubu Agung Laksono. Menurut dia, cara mengancam yang dilontarkan kubu Agung Laksono justru memalukan dan tidak sesuai dengan karakter Golkar.
"Kalau di era reformasi atau demokratisasi masih melakukan ancaman, paksa-memaksa, bukan kami takut. Tapi, kami malu bila ada orang menyatakan, tokoh Golkar lakukan ancaman dan paksa-memaksa, bukan karakter Golkar," ujar Idrus di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (24/3/2015).
Dia menilai, kader Golkar selama ini tidak pernah dibudayakan dengan tradisi mengancam. Kader Golkar, ucap dia, seharusnya tahu cara berpolitik yang menjunjung etika. Terhadap ancaman itu, Idrus mengaku tak akan melakukan perlawanan.
"Kami tidak akan melawan karena kami malu," ungkap dia.
Lebih lanjut, Idrus menyatakan, pihaknya sudah berkirim surat ke pimpinan DPR agar tidak terlebih dulu menyetujui perombakan fraksi hingga permintaan ruang fraksi yang dilakukan kubu Agung. Menurut dia, SK Menkumham yang mengesahkan kubu Agung masih belum bisa diterapkan karena masih ada gugatan hukum ke PTUN.
"Bisa saja PTUN membatalkan SK itu. Kalau misalnya dinyatakan kalah bagaimana? Karena asal kebijakan dari pengesahan ini sangat janggal," ucap Idrus.
Ketua Fraksi Golkar kubu Agung Laksono, Agus Gumiwang Kartasasmita, telah mengirimkan surat kepada Ade Komarudin yang saat ini menjabat Ketua Fraksi Golkar. Surat itu berisi peringatan dan permintaan agar Ade hengkang dari ruang pimpinan Fraksi Golkar.
"Kami minta agar segera Ade Komarudin legawa meninggalkan Sekretariat Fraksi Golkar karena kami yang akan menggunakan sekretariat. Ini karena kami ingin segera bertugas," kata Agus di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (24/3/2015).
Agus memberikan batas waktu bagi Ade untuk berkemas hingga 29 Maret mendatang. Ketua DPP Partai Golkar kubu Agung, Agun Gunanjar Sudarsa, menambahkan, pihaknya akan melakukan upaya paksa jika sampai waktu yang ditentukan Ade Komarudin tidak meninggalkan ruangannya.
"Bisa saja nanti kami minta bantuan pamdal dan polisi. Yang penting, kami tidak pakai kekerasan," kata Agun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.