Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Sudah Dikabarkan soal Eksekusi, Terpidana Mati Masih Menanti PK

Kompas.com - 05/03/2015, 06:21 WIB

PALEMBANG, KOMPAS.com - Keluarga Mgs Zainal Abidin, terpidana mati asal Palembang, kaget setelah mendapat pemberitahuan dari kejaksaan bahwa eksekusi mati segera dilakukan. Keluarga diberikan waktu untuk bertemu terakhir kalinya dengan Zainal yang sekarang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Perasaan kaget yang dialami keluarga disampaikan Ade Yuliawan, Pengacara Zainal Abidin kepada Tribun Sumsel melalui sambungan telepon. Pemberitahuan secara lisan itu memberikan kepastian jawaban dari rasa penasaran keluarga yang dialami sejak beberapa hari terakhir.

“Diberikan waktu sampai pukul 13.00 hari ini, keluarga sudah dalam perjalanan. Keluarga terkejut, sebab ini tanda-tanda eksekusi mati sudah final. Saya sekarang dari Jakarta juga dalam perjalanan menuju Nusakambangan,” jelas Ade, Rabu (4/3/2015).

Keluarga dan Zainal menyesalkan apabila eksekusi mati benar-benar dilaksanakan. Sebab sampai saat ini, pengajuan Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan sejak 2005 tak kunjung ada kabar sampai sekarang.

Ade meminta adanya penangguhan eksekusi mati sampai adanya keputusan dari PK yang diajukan 10 tahun lalu. Ia tidak ingin persoalan ini menjadi rumit di kemudian hari. Saat PK dikabulkan, namun eksekusi mati telah dilaksanakan.

“Bagaimana pertanggungjawabannya. Saya hari ini dapat surat dari PN Palembang bahwa PK belum turun. Dunia internasional sedang memantau eksekusi mati di Indonesia. Kepastian hukum itu penting,” ujar Ade.

Jawaban dari PK juga berpengaruh pada psikologis Zainal Abidin. Menurut Ade, jika benar PK ditolak maka, Zainal Abidin bisa menghadapi regu tembak dengan tenang. Apabila PK belum juga turun, maka Zainal Abidin akan mati dengan membawa rasa penasaran.

“Ini masalah nyawa, kalau orang dibebaskan bisa dari penjara bisa dimasukkan lagi. Kalau nyawa sudah hilang bagaimana mau mengembalikannya. Apalagi PK ini diajukan hanya sekali, bukan berulang-ulang,” ungkapnya.

Sebelumnya, Zainal Abidin mengajukan grasi ke Presiden Joko Widodo untuk membatalkan hukuman mati. Tetapi grasi itu ditolak.

Sampai kemarin, Ade belum mengetahui di mana tempat pemakaman yang disiapkan untuk Zainal Abidin. Ia mengakui belum ada pembicaraan masalah pemakaman dengan keluarga.

“Keluarga juga sudah lama tidak bertemu dengan Zainal Abidin. Semoga ada perhatian dari pemerintah,” ungkapnya. Zainal terlibat kasus kepemilikan 57,8 kg ganja, pada 2001 di kawasan Ki Gede Ing Suro.

Zainal akan dieksekusi bersama 9 terpidana mati, termasuk gembong 'Bali Nine', Andrew Chan dan Myuran Sukumaran asal Australia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Tak Percaya Jokowi Sodorkan Kaesang ke Sejumlah Parpol untuk Pilkada DKI, Zulhas: Kapan Ketemunya? Tahu dari Mana?

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Kemenag: Jemaah Haji Sedang Haid Tidak Wajib Ikuti Tawaf Wada'

Nasional
Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Safenet: Petisi Tuntut Menkominfo Mundur Murni karena Kinerja, Bukan Politik

Nasional
Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Pakar: PDN Selevel Amazon, Tapi Pengamanannya Selevel Warnet

Nasional
Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Sepekan Pemulangan Jemaah Haji, Lebih 50 Persen Penerbangan Garuda Alami Keterlambatan

Nasional
PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

PAN Resmi Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Sesalkan Tak Ada Pihak Bertanggung Jawab Penuh atas Peretasan PDN, Anggota DPR: Ini Soal Mental Penjabat Kita...

Nasional
Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada 'Back Up', Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Data Kementerian Harus Masuk PDN tapi Tak Ada "Back Up", Komisi I DPR: Konyol Luar Biasa

Nasional
Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Sebut Buku Partai yang Disita KPK Berisi Arahan Megawati, Adian: Boleh Enggak Kita Waspada?

Nasional
“Saya kan Menteri...”

“Saya kan Menteri...”

Nasional
Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Zulhas Sempat Kecewa PAN Hanya Dapat 48 Kursi DPR RI pada Pemilu 2024

Nasional
Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Politikus PDI-P Ingatkan Pemerintah Hati-hati dalam Penegakan Hukum

Nasional
Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Zulhas Ngaku Sudah Serap Ilmu Jokowi, Targetkan PAN Minimal Posisi 4 di Pemilu 2029

Nasional
Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Politikus PDI-P Nilai Pemeriksaan Hasto Erat dengan Politik Hukum, Anggap Kasus Harun Masiku Musiman

Nasional
Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Soal Peluang Usung Anies pada Pilkada Jakarta, PDI-P dan PKB Masih Mengkaji

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com