Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepada PBNU, Jokowi Sebut Presiden Brasil dan PM Australia Lagi Turun Pamor

Kompas.com - 26/02/2015, 14:34 WIB
Sabrina Asril

Penulis


BOGOR, KOMPAS.com
 — Presiden Joko Widodo bertemu jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Istana Bogor, Kamis (25/2/2015). Dalam pertemuan sekitar satu jam itu, Jokowi menyinggung tekanan dari dunia internasional terkait eksekusi mati para terpidana.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengungkapkan, Jokowi tidak akan mengubah keputusannya soal eksekusi mati. Said mendukung langkah Presiden yang menolak permohonan grasi para terpidana mati.

"Nggak apa-apa, silakan saja tekan-tekan," ujar Said kepada wartawan seusai pertemuan. Said hadir bersama beberapa pimpinan PBNU, di antaranya Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Ali dan Ketua PBNU Salem Effendy Yusuf.

Said mengatakan, Jokowi berkeyakinan bahwa protes para pimpinan negara lain terkait eksekusi mati di Indonesia disebabkan faktor internal di negara-negara itu. (Baca: Presiden Brasil Tak Lagi Populer)

"Kata beliau (Jokowi), di Australia dan Brasil, perdana menterinya lagi down rating politiknya, sedang mengalami tekanan," imbuh Said.

Said mengatakan, Jokowi menyebut para kepala negara itu kemudian menekan Indonesia supaya bisa mendongkrak pamornya. (Baca: Wapres: Brasil Menghina Kita, kalau Australia Minta-minta)

"Bahkan, di Brasil, kata Presiden, didemo. Kalau masalah satu orang saja dihukum mati ribut kayak gitu. Padahal, di sini banyak orang miskin mati kelaparan," kata Said meniru ucapan Jokowi.

Said menyatakan PBNU akan selalu mendukung Jokowi soal eksekusi mati. Menurut dia, pelaksanaan hukuman mati diperbolehkan dalam Al Quran bagi setiap makhluk yang merusak tatanan kehidupan di muka bumi.

"NU di belakang Presiden," ujarnya. (Baca: PM Australia Kembali Telepon Jokowi Terkait Terpidana Mati)

Presiden Jokowi saat ini mendapat banyak tekanan dari negara-negara yang warganya akan dieksekusi mati. Presiden Brasil Dilma Rousseff bahkan sampai menunda penyerahan surat kepercayaan Presiden RI kepada Duta Besar RI untuk Brasil Toto Riyanto.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott juga terus meminta kepada Pemerintah Indonesia agar membatalkan rencana eksekusi mati dua terpidana kasus "Bali Nine".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Soroti Ketimpangan, Megawati: Bisa Beli Handphone, tapi Risma Nangis Ada Juga yang Tinggal di Kandang Kambing

Nasional
Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Ganjar Pranowo: 17 Poin Rekomendasi Rakernas Beri Gambaran Sikap Politik PDIP

Nasional
Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Sambut Pilkada 2024, Megawati Minta Kader PDIP Turun ke Akar Rumput

Nasional
Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Besok, Joice Triatman dan Pegawai di Nasdem Tower Jadi Saksi di Sidang SYL

Nasional
Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Bongkar Aliran Uang, KPK Bakal Hadirkan Istri, Anak dan Cucu SYL di Persidangan

Nasional
Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Megawati: Posisi Politik PDI-P Selama Ini Diputuskan dalam Kongres Partai

Nasional
Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Soal Jatah Menteri untuk Demokrat, Wasekjen: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo...

Nasional
Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Rekomendasi Rakernas Kelima PDI-P, Megawati Diminta Kesediaannya untuk Kembali Jadi Ketum

Nasional
Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Pertamina Patra Niaga Terus Tertibkan Operasional SPBE

Nasional
Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Megawati: Ada yang Lama Ikut Katanya Ibu Menghina Sebut Kader, Tahulah Siapa...

Nasional
Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Pengamat: Permintaan Maaf PDI-P Atas Kadernya yang Melanggar Konstitusi untuk Tunjukkan Sikap Legowo

Nasional
Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Megawati: Sekarang Tuh Hukum Versus Hukum, Terjadi di MK, KPK, KPU

Nasional
Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Ketua DPD PDIP Jatim Said Abdullah Dukung Megawati Soekarnoputri Kembali jadi Ketua Umum PDIP

Nasional
Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Ditinggal Jokowi, PDI-P Disebut Bisa Menang Pileg karena Sosok Megawati

Nasional
Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Rakernas V PDI-P Rekomendasikan ke Fraksi DPR Dorong Kebijakan Legislasi Tingkatkan Kualitas Demokrasi Pancasila

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com