Dalam tuntutannya, para mahasiswa itu menuntut agar Presiden Joko Widodo menutup kegiatan operasi PT Freeport di Indonesia. Menurut mereka, meski rezim pemerintahan berganti beberapa kali, keberadaan PT Freeport dianggap tidak menguntungkan rakyat Papua.
"Tutup PT Freeport dan seluruh perusahaan asing milik negara-negara imperialis seperti BP, LNG Tangguh, Medco, Corindo dan lain-lain dari tanah Papua," demikian pernyataan salah satu peserta aksi.
Pantauan di lokasi, aksi yang semula berlangsung damai mendadak berubah menjadi ricuh. Sejumlah mahasiswa mulai melempari aparat kepolisian yang bertugas mengamankan jalannya demonstrasi dengan menggunakan botol dan batu. Mereka juga berupaya menembus pagar DPR dengan cara memanjatnya. Namun, aksi itu digagalkan petugas dengan menembakkan gas air mata dan water canon.
Dua orang polisi terluka akibat ricuh tersebut. Salah satu petugas terluka pada bagian kepala akibat lemparan batu. Sementara, petugas lain terkena lemparan batu pada bagian perut sebelah kiri.
Tak hanya itu, tujuh motor trail milik aparat kepolisian yang terparkir di depan pagar gedung DPR dijungkirbalikkan oleh masa yang mengamuk. Aksi tersebut berakhir sekitar pukul 18.15 WIB, dan sempat membuat lalu lintas yang berada di Jalan Gatot Subroto macet panjang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.