JAKARTA, KOMPAS.com — Rangkaian perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) makin memanas. Dua institusi penegak hukum ini seolah saling unjuk kekuatan dalam penegakan hukum.
Pasca-pengumuman Komisaris Jenderal Budi Gunawan, sang calon tunggal Kapolri, ditetapkan sebagai tersangka, serangan bertubi-tubi terus menghunjam KPK.
Para petinggi lembaga anti-rasuah pun terjerat pelaporan dari kasus-kasus yang terjadi sebelum menjabat.
Menempati kursi tertinggi di kedua institusi ini tidak lagi sekadar masalah pribadi. Muatan politis pun kuat mengiringi.
Perseteruan ini tidak hanya sekali. Bagai siklus tiga tahunan, perseteruan KPK versus Polri pada tahun 2009 dan tahun 2012 pun pernah terjadi.
Saat dua lembaga penegak hukum berusaha saling mengebiri, siapakah yang seharusnya berperan menjadi penengah dalam konflik ini?
Simak pembahasannya pada program "SATU MEJA" episode "Darurat Pemberantasan Korupsi" malam ini pukul 20.00 WIB hanya di Kompas TV.
Diskusi yang dipandu oleh Ira Koesno ini akan dihadiri oleh Irjen Boy Rafly Amar (Polri), Nasir Djamil (DPR), Akhiar Salmi (Anggota Tim Pansel KPK 2011–2015), dan Abdullah Hehamahua (mantan Penasihat KPK). (Kompas TV/Ike Kesuma)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.