JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Bidang Komunikasi, Media, dan Penggalangan Opini DPP Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional (Munas) IX Jakarta, Leo Nababan, mengakui, perundingan islah di partainya masih buntu. Ia meyakini masalah akan segera cair jika Aburizal Bakrie bersedia menemui Agung Laksono.
"Kalau deadlock (perundingan buntu), tolonglah Agung dan Ical (Aburizal) didudukkan dalam satu meja," kata Leo, saat berkunjung ke harian Kompas, di Jakarta, Jumat (9/1/2015).
Leo mengungkapkan, pernyataannya itu sekaligus untuk menjawab cara menyelesaikan dualisme kepemimpinan di Partai Golkar. Aburizal ia sebut memiliki janji tertulis akan mendukung Agung sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2014-2019. Leo melanjutkan, ia menjadi saksi saat Agung dan Aburizal menandatangani perjanjian. Perjanjian itu, menurut dia, dilakukan pada 2009 dan juga disaksikan Nirwan Bakrie.
"Ada gentlemen's agreement, biarlah Agung dan Ical bicara. Biarlah mereka bicara berdua, ingatkan komitmen lima tahun yang lalu," ujarnya.
Seperti diketahui, Golkar terbelah menjadi dua kubu. Kubu pertama adalah hasil Musyawarah Nasional (Munas) IX Bali dan dipimpin Aburizal Bakrie, sedangkan kubu kedua merupakan hasil Munas IX Jakarta dan dipimpin Agung Laksono.
Juru runding dari kedua pihak belum bersepakat penuh mengenai visi politik. Kubu Aburizal tidak menyanggupi permintaan kubu Agung agar Golkar keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP). Perundingan telah digelar dua kali di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Rencananya, kedua pihak kembali bertemu pada 13 atau 14 Desember 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.