Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2015, 16:42 WIB


JAKARTA, KOMPAS
- Publik terenyak ketika Jumat (23/1/2015) pagi, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto ditangkap polisi di Sukmajaya, Depok, Jawa Barat. Bagaimana pandangan pemimpin lembaga negara terhadap penangkapan Bambang Widjojanto? Berikut pendapat mereka.

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan
Hormati saja dulu proses hukum yang berlangsung.

Ketua DPR Setya Novanto
Penangkapan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto telah melalui prosedur yang benar. Saya meminta semua pihak untuk membiarkan proses hukum, baik di Polri maupun KPK, berjalan dengan lancar dan seharusnya. Jangan sampai penyelenggaraan ketatanegaraan kita, khususnya penegakan hukum, lumpuh akibat peristiwa ini. KPK tidak dilemahkan dan jangan sampai dilemahkan. Semua pihak harus mendukung apa yang dilakukan para lembaga penegak hukum, khususnya KPK. Namun, di sisi lain, penegakan hukum tentunya harus dibiarkan berjalan.

Kita tunggu hasil pertemuan Presiden dengan kedua lembaga itu. Jangan sampai ada salah paham antara KPK dan Polri, semua harus diluruskan.

Ketua Dewan Perwakilan Daerah Irman Gusman
Penangkapan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto sangat disayangkan karena membuat penegakan hukum jadi kontraproduktif dan menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat. Kita harus menyelamatkan KPK dan Polri dari politisasi. Partai politik tidak mengambil kesempatan ini untuk menyelipkan kepentingan politis kelompoknya. Komponen masyarakat dalam menyikapi perkembangan ini harus tertib dan bijaksana. Langkah cepat dan tegas harus diambil Presiden Jokowi.

Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali
Saya kaget sekali, kok, tiba-tiba ada peristiwa seperti ini. Saya kaget pagi tadi melihat (di televisi). Namun, bagaimana, ya, itu semua, kan, kewenangan penyidik (Polri) untuk menilai apakah sudah memenuhi bukti yang cukup untuk dilakukan penangkapan. Kemudian, kewenangan juga dari tersangka untuk membuktikan bahwa dia tidak bersalah. Tetapi ya..., sebaiknya sih..., bagaimana ya..., menghindari adanya suasana yang panas. Suasana dingin, kan, bagus. Namun, polisi pasti menjelaskan ada bukti tidak sehingga status (Bambang Widjojanto) sebagai tersangka.

Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat
Saya sangat prihatin dengan adanya kegaduhan situasi politik saat ini. Kita mesti menyelesaikan masalah dengan jiwa besar, kepala dingin, dan saling menghormati satu sama lain. Namun, itu semua dilandasi pada hukum yang berlaku dan hukum itu di belakangnya ada etika dan moral, ada kepatutan, dan sebagainya. Elite politik jangan saling menuduh, saling berprasangka. Negara ini harus dibangun berdasarkan trust. Hukum dijalankan dengan baik tanpa prasangka, tanpa ada emosi, tanpa ada sisi balas dendam. Yang harus kita jaga adalah institusinya. Harus dipisahkan antara lembaga dan personal.

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar Azis
Kasus penetapan tersangka atas Budi Gunawan dan Bambang Widjojanto mesti dilihat sebagai kasus hukum. Kasus semacam itu bisa mengenai siapa saja yang melanggar hukum. Meski demikian, tidak bisa dihindari kecenderungan yang menempatkan kasus tersebut sebagai persoalan politis. Presiden perlu memastikan kasus itu jangan sampai membesar menjadi bola politik. Jadi, penanganannya proporsional saja. Presiden juga berperan memantapkan kewenangan setiap instansi. Jangan sampai keputusan presiden memperlemah institusi negara.

Ketua Komisi Yudisial Suparman Marzuki
Penangkapan Wakil Ketua KPK oleh Bareskrim Polri tidak bisa dinilai sebagai proses penegakan hukum pidana yang normal. Bau balas dendam sangat kuat. Karena itu, Presiden bisa dan harus menertibkan cara-cara penegakan hukum semacam itu. Kalau tidak, negara hukum ini akan ambruk. Institusi Polri akan makin terpuruk. Tidak mungkin kewibawaan institusi penegakan hukum bisa dibangun dengan arogansi dan kekerasan. Saya geram sekali dengan kasus ini. (AGE/LAS/ANA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com