Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Budi Gunawan, Titik Balik Dukungan Jokowi?

Kompas.com - 15/01/2015, 15:11 WIB


KOMPAS.com — "Ini Budi. Budi Tersangka Korupsi. Tapi Jadi Kapolri. Rakyat Gigit Jari. Change.org/TarikBudi"

Teks di atas tercantum dalam sebuah meme atau gambar sindiran ”Ini Budi” yang mulai beredar di berbagai kanal media sosial pada Rabu (14/1/2015). Selain berisi sindiran, sarkasme politik ini juga mengampanyekan tautan yang menuju ke petisi daring di Change.org berjudul ”Jokowi, jangan menutup mata, batalkan pencalonan tersangka korupsi sebagai Kapolri”.

Petisi yang tertuju untuk Presiden Joko Widodo tersebut dibuat Emerson Yuntho, aktivis antikorupsi Indonesia Corruption Watch.

”Petisi ini dimulai Jumat, 9 Januari 2014, sekitar pukul 19.00 atau dua-tiga jam sebelum beredarnya surat penunjukan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri,” kata Emerson.

Hingga Rabu (14/1) pukul 19.40, yang menandatangani petisi mencapai 20.970 orang. ”Kami mengingatkan Presiden Jokowi jangan ’menutup mata’ dalam memilih calon Kapolri,” kata Emerson.

Kampanye di berbagai kanal digital itu juga disertai imbauan untuk menggunakan avatar atau gambar profil diri dengan pita bertuliskan Kapolri yang menutupi mata masing-masing. Namun, kampanye tutup mata ini hingga Rabu masih terbatas penyebarannya.

Di balik bayang-bayang

Jokowi tidak bisa terus-terusan berada di balik bayang-bayang Megawati (Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri). Ini saatnya pembuktian kalau beliau bukan boneka,” kata Dimas Ardhwi Winata dari Cirebon saat memberikan komentar dalam petisi daring.

Revolusi mental baiknya dimulai dari memilih Kapolri yang mentalnya baik,” kata Abdi Akbar, penanda tangan petisi dari Kota Palopo.

Analisis percakapan di Twitter, dengan memakai peranti Keyhole.co pada Rabu pukul 19.50, secara real time tertangkap sampel 19.897 percakapan yang berasal dari 135 pengguna unik, dengan jangkauan mencapai 11,3 juta akun.

Pada saat bersamaan, intensitas percakapan terhadap Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Abraham Samad juga meningkat drastis. Hal itu dipicu pemberitaan terkait beredarnya foto Abraham Samad bersama Puteri Indonesia yang diduga hasil olahan digital.

Dengan pengecekan satu waktu kemarin malam secara real time menggunakan Keyhole, terdapat 201 sampel percakapan tentang Abraham Samad dari 153 pengguna dengan jangkauan mencapai 16,7 juta akun.

Yang ramai-ramai nyebarin foto palsu Abraham Samad, kok, pada ngumpet? Takut ditangkap, ya? Makanya memfitnah orang dipikir dulu,” kata akun milik Fadjroel Rachman.

Menggunakan peranti Topsy.com, tampak berita populer yang kemarin beredar dari sampel 6.068 kicauan di antaranya: ”Usai Tetapkan Budi Gunawan sebagai Tersangka, KPK Digempur Isu Miring”, ”Nasib Budi Gunawan, Jokowi Tunggu Paripurna DPR”, ”Budi Gunawan Dijerat: Jokowi Kelabakan, Mega Repot”, dan ”KPK Minta Jokowi Tak Lantik Budi Gunawan sebagai Kapolri”.

Nuansa komentar dari netizen tampak mulai mengolok-olok Presiden Jokowi, apalagi setelah Jokowi kemarin malam sudah berkomentar.

Mega sudah bilang pertahankan. Cowok kok jadi boneka,” kicau akun @ryanscheineder.

Saya sulit lepaskan pikiran dari masalah BG. Tidak terbayangkan bahwa seorang Tersangka jadi Kapolri,” kata akun @Gus_Sholah.

Namun, masih ada juga yang tetap berharap Jokowi putuskan yang terbaik. ”Jangan takut bersuara Pak @jokowi_do2,” begitu kata akun @permanasonny, menanggapi berita KPK Minta Jokowi Tak Lantik Budi Gunawan sebagai Kapolri.

Harapan terakhir itu memang menjadi satu-satunya alasan mengapa sebagian netizen masih menunggu tak berkomentar. Tampak jelas sebagian netizen menahan diri.

Kasus Budi ini bisa setiap saat menjadi titik balik melemahnya dukungan netizen kepada Jokowi jika hari-hari berikutnya tak ada keputusan tepat yang diambil. (AMIR SODIKIN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com