Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua Mahkamah Partai Golkar: Siapa yang Mau Hadir Munas Januari?

Kompas.com - 02/12/2014, 15:22 WIB
Ihsanuddin

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Ketua Mahkamah Partai Golkar Muladi meyakini Presidium Penyelamat Partai Golkar pimpinan Agung Laksono akan batal menyelenggarakan Musyawarah Nasional IX tandingan Partai Golkar pada Januari 2015 mendatang.

"Enggak ada (munas tandingan). Siapa yang mau hadir dalam munas itu?" kata Muladi di sela-sela penyelenggaraan Munas IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Selasa (2/12/2014).

Muladi meyakini bahwa munas di Bali ini adalah konstitusional dan tidak menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai. Oleh karena itu, peserta munas yang memiliki hak pilih, yakni Dewan Pimpinan Daerah tingkat I (provinsi) dan tingkat II (kabupaten/kota) serta ormas dan sayap, tidak akan menghadiri munas tandingan yang diselenggarakan Presidium.

Daripada menyelenggarakan munas tandingan, Muladi menyarankan agar kubu Agung islah dengan kubu Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Kompensasi dari islah nantinya bisa dibicarakan oleh kedua kubu.

"Waktu satu setengah bulan ini bisa untuk rekonsiliasi," ucap Muladi.

Pada 25 November 2014, Agung membentuk Presidium Penyelamat Partai Golkar untuk menentukan waktu dan pelaksanaan Munas IX. Saat itu, ia menunjuk Priyo Budi Santoso, Hajriyanto Y Thohari, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, dan Zainal Bintang sebagai anggota presidium.

Secara terpisah, Agun Gunanjar mengatakan bahwa pihaknya memastikan tidak ada lagi munas setelah Januari 2015.

"Tidak ada musyawarah lagi setelah Januari 2015. Kalau ingin islah, kami membuka diri sampai sekarang, mari sama-sama selenggarakan musyawarah nasional secara terbuka dan demokratis," kata Agun di Gedung Nusantara I DPR, Jakarta, seperti dikutip Antara.

"Kalau bisa islah, bisa lebih cepat. Nanti sore para Presidium Tim Penyelamat Partai Golkar akan rapat, membahas langkah-langkah yang akan dilakukan," tambahnya.

Menurut dia, pelaksanaan Munas Partai Golkar IX di Bali melanggar AD/ART partai. Munas tersebut dilakukan secara otoriter, dan merupakan kejahatan politik yang sistematis. Kondisi itu dianggap Agun sangat memprihatinkan. Apalagi baru kali ini Munas Partai Golkar dilaksanakan secara sepihak.

"Kami tidak mengakui Munas Partai Golkar di Bali karena tidak sah. Jauh-jauh hari sebelum Rapimnas dan Munas Partai Golkar itu saya sudah menciumnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Lantik Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Menaker Minta Percepat Pelaksanaan Program Kegiatan

Nasional
Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Akbar Faizal Sebut Jokowi Memberangus Fondasi Demokrasi Jika Setujui RUU Penyiaran

Nasional
Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Tidak Euforia Berlebihan Setelah Menang Pilpres, Prabowo: Karena yang Paling Berat Jalankan Mandat Rakyat

Nasional
Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Korban Dugaan Asusila Ketua KPU Bakal Minta Perlindungan LPSK

Nasional
Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Pemerintah Belum Terima Draf Resmi RUU Penyiaran dari DPR

Nasional
Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Akui Cita-citanya adalah Jadi Presiden, Prabowo: Dari Kecil Saya Diajarkan Cinta Tanah Air

Nasional
Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Budi Arie: Pemerintah Pastikan RUU Penyiaran Tak Kekang Kebebasan Pers

Nasional
Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Perayaan Trisuci Waisak, Menag Berharap Jadi Momentum Rajut Kerukunan Pasca-Pemilu

Nasional
Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Vendor Kementan Disuruh Pasang 6 AC di Rumah Pribadi SYL dan Anaknya

Nasional
SYL Berkali-kali 'Palak' Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

SYL Berkali-kali "Palak" Pegawai Kementan: Minta Dibelikan Ponsel, Parfum hingga Pin Emas

Nasional
Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Anak SYL Ikut-ikutan Usul Nama untuk Isi Jabatan di Kementan

Nasional
Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Cucu SYL Dapat Jatah Jabatan Tenaga Ahli di Kementan, Digaji Rp 10 Juta Per Bulan

Nasional
KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

KPK Duga Negara Rugi Ratusan Miliar Rupiah akibat Korupsi di PT PGN

Nasional
Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Berbagai Alasan Elite PDI-P soal Jokowi Tak Diundang ke Rakernas

Nasional
Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Waketum Golkar Ingin Tanya Airlangga Kenapa Bobby Akhirnya Masuk Gerindra

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com