"Pertama, dia mengunakan transaksi-transaksi politik. Lalu ada juga intimidasi-intimidasi yang dilakukan," kata Agung di Nusa Dua, Bali, Minggu (30/11/2014).
Agung mengungkapkan, setiap DPD diberikan uang Rp 50 juta-Rp 100 Juta untuk memenangkannya. Jumlah uang tersebut, menurut dia, sangat mempengaruhi DPD untuk mengalihkan dukungan. "Hal-hal yang transaksional seperti ini dapat menghilangkan aspek ideologis dan filosofis mereka," ujar Agung.
Agung melanjutkan, iming-iming uang itu diperparah dengan adanya ancaman pemecatan bagi DPD yang enggan mendukungnya. Aburizal cukup mengkondisikan DPD tingkat I yang jumlahnya sedikit untuk mengintimidasi DPD tingkat II. Untuk diketahui, sistem di Golkar memungkinkan DPD I untuk memberikan sanksi hingga memecat DPD II.
"Seminggu ini sudah banyak DPD II yang dipecat di Sumatera Utara, Lampung dan Papua," ujarnya.
Agung adalah salah satu tokoh yang akan mencalonkan diri menjadi ketua umum dalam Munas itu. Namun, dia bersama sejumlah calon ketua umum Golkar lainnya merasa pelaksanaan Munas saat ini ilegal dan menguntungkan Aburizal Bakrie yang juga hendak kembali mencalonkan diri.
Agung akhirnya membentuk tim penyelamat Partai Golkar yang beranggotakan Priyo Budi Santoso, Zainudin Amali, Agus Gumiwang, Yorrys Raweyai, Agun Gunandjar, Ibnu Munzir, Laurence Siburian, serta Zainal Bintang. Tugas utama tim ini adalah menggelar Munas IX Partai Golkar pada Januari 2015.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.