JAKARTA, KOMPAS.com — Pelantikan HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung, yang akan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Kamis (20/11/2014) siang, menimbulkan tanda tanya. Pasalnya, agenda pelantikan ini tak ada dalam daftar agenda Presiden, yang telah disusun sepanjang pagi hingga malam hari.
Pada hari ini, Jokowi dijadwalkan menerima audiensi delegasi Lembaga Sandi Negara, audiensi dengan delegasi Badan Narkotika Nasional, memberikan pengarahan kepada para pejabat eselon I dan II di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
Setelah itu, pada siang hari, tak tertulis apa pun dalam agenda. Kegiatan Jokowi baru dilanjutkan pada malam harinya, yakni menghadiri Milad Ke-102 Muhammadiyah di Kompleks Parlemen, Peresmian Pembukaan World Peace Forum V Tahun 2014, dan pertemuan akhir tahun perbankan (Bankers’ Dinner) di Jakarta Convention Center (JCC).
Namun, tiba-tiba wartawan mendapat bocoran bahwa Jokowi akan melantik jaksa agung. Hal ini dibenarkan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Biasanya, untuk acara-acara pelantikan, kegiatan Presiden selalu terjadwal dan diberikan kepada para wartawan yang biasa meliput di lingkungan Istana Kepresidenan.
Semenjak Jokowi menjadi Presiden, ada dua agenda pelantikan yang tidak dipublikasikan ke media. Pertama, saat Jokowi melantik Andi Widjajanto sebagai Sekretaris Kabinet. (Baca: Pelantikan Seskab Tertutup, Ini Komentar Andi Widjajanto)
Hal serupa kembali terulang pada pelantikan HM Prasetyo sebagai Jaksa Agung pada hari ini. Para tamu yang hadir di Istana Negara hanya 30 orang. Jumlah ini sangat jauh berbeda dibandingkan pelantikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Jumlah menteri dan pimpinan lembaga negara yang hadir dalam pelantikan jaksa agung pun hanya segelintir. Misalnya, jajaran Kabinet Kerja hanya diwakili Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri BUMN Rini Soewandi, dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Sementara itu, pimpinan lembaga negara yang hadir adalah Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan M Yusuf, dan jajaran pegawai Sekretariat Negara.
Dari Kejaksaan Agung, hanya Wakil Jaksa Agung Andhi Nirwanto yang hadir. Andhi bersama Yusuf sempat masuk dalam nominasi calon jaksa agung. (Baca: Kepada Surya Paloh, Jokowi Minta Calon Jaksa Agung Prasetyo Keluar dari Nasdem atau...)
Pratikno membantah bahwa pelantikan jaksa agung dilakukan secara mendadak. "Nggak, bukan begitu. Sudah lama direncanakan, memang banyak agenda yang tidak diagendakan," kilah Pratikno. (Baca: Ini Profil Calon Jaksa Agung HM Prasetyo)
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada itu pun mengungkapkan bahwa Jokowi menandatangani keputusan presiden untuk pengangkatan Prasetyo sebagai jaksa agung pada Rabu (19/11/2014).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.