Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembali Bersatu, KIH Minta KMP Kurangi Pernyataan Keras

Kompas.com - 17/11/2014, 14:49 WIB
Dani Prabowo

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Politisi senior PDI Perjuangan Pramono Anung meminta agar para politisi kubu Koalisi Merah Putih mengurangi pernyatan keras terhadap kubu Koalisi Indonesia Hebat. Hal itu menyusul penandatanganan perjanjian damai mengakhiri konflik di DPR.

"Kami harap statemen keras KMP dikurangi. Jangan lah ada lagi seperti 'dikasih hati minta jantung' itu," kata Pramono usai penandatanganan perjanjian damai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (17/11/2014).

Pramono mengatakan, baik politisi KIH maupun KMP ke depan harus lebih dewasa dalam memberikan pernyataan. Ia juga mengingatkan bahwa baik KIH maupun KMP sama-sama berjasa dalam terciptanya perdamaian di DPR.

"Tidak perlu melihat siapa yang paling berjasa. Karena untuk meyelesaikan ini tidak gampang," kata dia.

Ia menambahkan, sejak konflik di DPR memanas, KIH banyak mendapatkan tekanan baik dari internal maupun pendukung untuk menyelesaikan persoalan ini. Mereka mendesak agar DPR dapat segera bekerja untuk membantu pemerintah sebagai mitra kerja mereka selama ini.

Forum lobi untuk menyelesaikan konflik DPR selalu digelar tertutup. Namun, di luar forum tersebut, politisi kedua kubu kerap melontarkan pernyataan yang saling menyerang. (baca: Akhirnya, DPR Bersatu)

Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J Mahesa sempat menyebut usulan KIH untuk menghapus hak interpelasi, menyatakan pendapat, dan hak angket di tingkat komisi sudah keterlaluan. (baca: Gerindra: KIH "Ngelunjak", Dikasih Hati Minta Jantung)

Desmond menyinggung permintaan kubu KIH agar kursi pimpinan di alat kelengkapan Dewan (AKD) dibagi secara proporsional. Namun, setelah permintaan itu disetujui, KIH justru minta hal lain.

“Minta satu tambah satu, bahasa lainnya ini ngelunjak. Sebelumnya bicara pemalakan politik dalam konteks bagi-bagi kursi pimpinan. Ini sih dikasih hati minta jantung,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com