Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY Pun Bernyanyi di Panggung Reuni Angkatan 1973 Akabri...

Kompas.com - 08/11/2014, 04:39 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri reuni angkatan 1973 Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) di Balai Kartini, Jumat (7/11/2014) malam. Tak sekadar hadir, SBY pun menyempatkan diri menghibur rekan-rekan seangkatannya itu.

Pada awalnya, SBY diminta tampil menyanyi oleh pembawa acara, Irfan Hakim. Permintaan tersebut langsung diiyakan oleh SBY, yang kemudian meminta pemain keyboard mengiringi lagu "Don't Forget to Remember" yang pernah dipopulerkan Bee Gees.

Saat pemain keyboard tersebut mulai menekan tuts, SBY tiba-tiba memintanya berhenti. "Stop, stop, stop, saya mau panggil teman-teman saya untuk naik ke panggung," ujar dia.

Maka, satu per satu teman SBY yang duduk di kursi deretan depan pun mulai berdiri dan berjalan ke atas panggung. Barulah kemudian mereka bernyanyi bersama.

Selama menyanyikan lagu tersebut, Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu tak henti-hentinya mengembangkan senyuman. Adapun istrinya, Ani Yudhoyono, terlihat hanya duduk didampingi sejumlah istri rekan SBY.

Usai menyanyikan lagu itu, SBY diminta menambah satu lagu lagi. Kali ini, permintaan itu ditolak SBY. Dia justru mengajak teman-temannya mengenang satu masa pada saat mereka bersama-sama menempuh pendidikan di Bumi Tidar, Magelang, Jawa Tengah.

"Masih pada ingat Kantin Pelangi? Di sana kita bernyanyi bersama kalau bukan Koes Plus, Bee Gees, The Beatles, dan lainnya. Kangen sekali suasan suasana saat-saat itu ya," ujar SBY.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 18 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Di Sidang SYL, Saksi Akui Ada Pembelian Keris Emas Rp 105 Juta Pakai Anggaran Kementan

Nasional
Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Dede Yusuf Minta Pemerintah Perketat Akses Anak terhadap Gim Daring

Nasional
Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Mesin Pesawat Angkut Jemaah Haji Rusak, Kemenag Minta Garuda Profesional

Nasional
Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Anggota Fraksi PKS Tolak Presiden Bebas Tentukan Jumlah Menteri: Nanti Semaunya Urus Negara

Nasional
Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Usai Operasi di Laut Merah, Kapal Perang Belanda Tromp F-803 Merapat di Jakarta

Nasional
Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Kriteria KRIS, Kemenkes: Maksimal 4 Bed Per Ruang Rawat Inap

Nasional
Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Soroti DPT Pilkada 2024, Bawaslu: Pernah Kejadian Orang Meninggal Bisa Memilih

Nasional
Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Direktorat Kementan Siapkan Rp 30 Juta Tiap Bulan untuk Keperluan SYL

Nasional
Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Setuju Sistem Pemilu Didesain Ulang, Mendagri: Pilpres dan Pileg Dipisah

Nasional
Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Menko Airlangga: Kewajiban Sertifikasi Halal Usaha Menengah dan Besar Tetap Berlaku 17 Oktober

Nasional
Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Serius Transisi Energi, Pertamina Gandeng KNOC dan ExxonMobil Kembangkan CCS

Nasional
Bawaslu Akui Kesulitan Awasi 'Serangan Fajar', Ini Sebabnya

Bawaslu Akui Kesulitan Awasi "Serangan Fajar", Ini Sebabnya

Nasional
Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Kontras Desak Jokowi dan Komnas HAM Dorong Kejagung Selesaikan Pelanggaran HAM Berat Secara Yudisial

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com