Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Delapan "Srikandi" di Kabinet Kerja Diapresiasi

Kompas.com - 27/10/2014, 09:54 WIB

"Sensitivitas kaum perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan perempuan itu dalam mengerjakan sesuatu jauh lebih detail serta selalu mengandalkan nuraninya. Hal-hal inilah yang jadi nilai plus kaum perempuan dalam memimpin," ujarnya.

Perempuan dan korupsi

Siti mengatakan, sebuah penelitian yang dilakukan di Eropa pada tahun 1990-an menyatakan keberadaan perempuan yang memegang peran penting di lembaga eksekutif ternyata mampu menekan atau menurunkan korupsi.

"Sejumlah perempuan yang ada di lembaga legislatif kemarin terjerat kasus korupsi. Secara tidak langsung, itu jadi rapor buruk untuk kaum perempuan. Oleh karenanya, saya berharap masuknya srikandi-srikandi di Kabinet Kerja ini bisa menekan korupsi di negeri ini, " katanya.

Ia mengatakan, masuknya perempuan pada Kabinet Kerja ini dipilih bukan hanya sebatas pertimbangan spesifik atau kepandaiannya semata. Namun, kehadiran mereka juga dianggap bisa membuat terobosan yang mungkin selama ini menjadi prioritas menteri laki-laki.

"Sebagai fitrahnya perempuan harus menunjukkan leadership perempuannya, yakni kalau dia sedang bekerja pasti detail, serius, dan menjiwai. Dan itu harus berkorelasi positif terhadap tugas-tugas yang dipercayakan oleh Presiden.

Menteri perempuan tersebut, lanjut Siti, harus jadi panutan atau role model di tengah citra buruk yang ditinggalkan oleh sejumlah perempuan di lembaga legislatif yang tersandung kasus korupsi.

Lebih lanjut, ia mengatakan, didapuknya Retno menjadi perempuan pertama yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri diharapkan mampu mematangkan peran Indonesia di forum regional hingga internasional.

"Menlu yang baru sekarang harus bisa meyakinkan Indonesia di dunia internasional bahwa Indonesia siap menghadapi tantangan zaman. Kemudian khusus di lingkup ASEAN, kita tidak boleh tertatih-tatih menghadapi ASEAN Community tahun depan," katanya.

Sementara itu, kata Siti, masuknya perempuan pertama dari Papua, yakni Yohana Susana Yembise, yang meraih gelar profesor dan menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menjadi simbol pencerahan bagi pemberdayaan perempuan di kawasan Indonesia timur, khususnya Papua.

"Ini adalah waktunya bagi mereka, perempuan-perempuan terpilih untuk menunjukkan dedikasinya, kontribusinya untuk negeri. Hari ini mereka diundang, berpakaian putih, menurut saya bukan kamuflase, tapi ini adalah tanda bahwa mereka punya niat bersih untuk bekerja bagi bangsa ini," ujar Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

PBNU: Pratik Haji Ilegal Rampas Hak Kenyamanan Jemaah

Nasional
Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Prabowo Disebut Bisa Kena Getah jika Pansel Capim KPK Bentukan Jokowi Buruk

Nasional
Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Gerindra Dorong Penyederhanaan Demokrasi Indonesia: Rakyat Tak Harus Berhadapan dengan TPS

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Sekjen Gerindra Sebut Revisi UU Kementerian Negara Dimungkinkan Tuntas Sebelum Pelantikan Prabowo

Nasional
Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Pimpinan Komisi X Bantah Pernyataan Stafsus Jokowi soal Banyak Keluarga dan Orang Dekat DPR Menerima KIP Kuliah

Nasional
Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Gerindra Siapkan 4 Kader Maju Pilkada DKI, Ada Riza Patria, Budi Satrio, dan Sara

Nasional
Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Partai Negoro Resmi Diluncurkan, Diinisiasi Faizal Assegaf

Nasional
Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Tinjau TKP Kecelakaan Maut Bus di Subang, Kakorlantas: Tak Ditemukan Jejak Rem

Nasional
Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Kunker ke Sultra, Presiden Jokowi Tiba di Pangkalan TNI AU Haluoleo

Nasional
ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

ICW Kritik Komposisi Pansel Capim KPK: Rentan Disusupi Konflik Kepentingan

Nasional
Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Sekjen Gerindra Sebut Ada Nama Eksternal Dikaji untuk Bacagub DKI 2024

Nasional
Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Soal Rencana Pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen Gerindra: Tak Ada Komunikasi yang Mandek

Nasional
KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

KPK Diharapkan Tetap Ada meski Dilanda Isu Negatif

Nasional
Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com