Retno bercerita dia dihubungi mantan Deputi Tim Transisi Andi Widjajanto pada Sabtu (18/10/2014) sore waktu Den Haag. "Saya dapat telepon dari pak Andi, diminta untuk bertemu dengan pak Jokowi segera dan malam itu juga saya berusaha untuk mendapatkan tiket," kenang Retno.
Tiket pesawat pun didapatnya untuk waktu keberangkatan keesokan harnya. Lalu, pada Senin (21/10/2014) siang, Retno sudah tiba di kediamannya di Depok, Jawa Barat. Pada sore harinya, Retno mengaku kembali ditelepon Andi.
"Saya diminta malam itu juga ketemu dengan bapak presiden. Jadi saya ketemu dengan Pak Presiden, Senin tengah malam," kata Retno. Lantaran masih menjabat sebagai duta besar, alumni jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gajah Mada angkatan 1981 itu pun masih tetap mengerjakan tugas-tugas sebagai dubes sembari menjalani proses seleksi menteri.
Apa alasan Retno mau menerima tawaran sebagai menteri? "Ada perintah. Perintah untuk mengabdi. Saya selalu berusaha bekerja dengan hati apalagi Presiden Jokowi katakan kerja, kerja, kerja, untuk rakyat," ungkap mantan Direktur Eropa dan Amerika Kementerian Luar Negeri itu.
Meski belum mengetahui secara detail tugas-tugasnya sebagai menteri, Retno pun mulai mempersiapkan diri untuk menyiapkan sejumlah agenda pertemuan internasional seperti KTT APEC di Beijing pada 10-11 November, KTT ASEAN di Myanmar 12-13 November, dan KTT G20 di Australia pada 15-16 November."Saya kira itu yang antara lain akan disampaikan presiden pada saat sidang kabinet pertama nanti," imbuh dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.