Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telekonferensi dari Istana, Jokowi Janjikan Hadiah Sepeda untuk Siswa di Papua

Kompas.com - 20/10/2014, 16:00 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Beberapa jam setelah dilantik menjadi Presiden RI, Joko Widodo menyelenggarakan video conference dengan warga di delapan kota di Indonesia. Dari kompleks Istana, Jokowi dan para relawannya menyapa warga melalui televisi.

Telekonferensi itu berlangsung di Istana kira-kira pukul 15.30 setelah acara lepas sambut Jokowi dan Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi yang tidak didampingi Wakil Presiden Jusuf Kalla menemui sejumlah relawan yang mendukungnya melalui media sosial. Tampak di sana pendiri situs web Kaskus Andrew Darwis, Koordinator Jokowi Advance Social Media Volunteers (Jasmev) Kartika Djoemadi, dan sebagainya.

Setelah dibuka oleh pembawa acara, acara telekonferensi yang disiarkan oleh stasiun televisi Metro TV itu dimulai dengan perbincangan Jokowi dan siswa SD Panti Asuhan Bonaventura, Sentani, Papua.

"Kami dari anak-anak Papua menyampaikan selamat kepada Presiden Indonesia ketujuh Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Semoga tetap sehat, bahagia, dan sukses jalani pemerintah negara RI selama lima tahun," kata anak-anak dengan berseragam sekolah tersebut.

Setelah itu, Jokowi berbincang-bincang dengan mereka. Jokowi juga mengetes salah satu anak dari Sentani tersebut. "Ada pelajaran Matematika enggak di SD? Dapat berapa, nilainya berapa?" tanya Jokowi.

Seorang siswa bernama Antonika Mujijau menjawab pertanyaan tersebut. Setelah itu, Jokowi kembali menguji kemampuan Antonika dalam menyebutkan butir-butir Pancasila. Dengan fasih, Antonika menyebutkan kelima sila tersebut dan disambut tepuk tangan hadirin di Istana.

"Nanti saya kirimi sepeda, mau enggak? Saya diberi alamat, saya kirimi sepeda nanti," kata Jokowi mengapresiasi kemampuan bocah SD Sentani tersebut.

Setelah itu, Jokowi terlibat perbincangan dengan siswa-siswi dari Manokwari, Manado, Bali, hingga Meulaboh. Jokowi juga menjanjikan hadiah sepeda untuk anak-anak yang dapat menjawab pertanyaannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polemik Kenaikan UKT Terus Jadi Sorotan, Fahira Idris: Pendidikan Tinggi Seharusnya Inklusif

Polemik Kenaikan UKT Terus Jadi Sorotan, Fahira Idris: Pendidikan Tinggi Seharusnya Inklusif

Nasional
Menteri ESDM Soal Revisi PP Minerba: Semua K/L Sudah Siap, Tinggal dari Istana

Menteri ESDM Soal Revisi PP Minerba: Semua K/L Sudah Siap, Tinggal dari Istana

Nasional
RUU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR, Bakal Segera Dikirim Ke Presiden

RUU Kementerian Negara Disetujui Jadi Usul Inisiatif DPR, Bakal Segera Dikirim Ke Presiden

Nasional
Menolak Diusung pada Pilkada DKI dan Jabar, Dede Yusuf: Bukan Opsi yang Menguntungkan

Menolak Diusung pada Pilkada DKI dan Jabar, Dede Yusuf: Bukan Opsi yang Menguntungkan

Nasional
DPR Bakal Panggil Mendikbud Nadiem Buntut Biaya UKT Mahasiswa Meroket sampai 500 Persen

DPR Bakal Panggil Mendikbud Nadiem Buntut Biaya UKT Mahasiswa Meroket sampai 500 Persen

Nasional
Pasal dalam UU Kementerian Negara yang Direvisi: Jumlah Menteri hingga Pengertian Wakil Menteri

Pasal dalam UU Kementerian Negara yang Direvisi: Jumlah Menteri hingga Pengertian Wakil Menteri

Nasional
Jokowi Disebut Tak Perlu Terlibat di Pemerintahan Mendatang, Beri Kedaulatan Penuh pada Presiden Terpilih

Jokowi Disebut Tak Perlu Terlibat di Pemerintahan Mendatang, Beri Kedaulatan Penuh pada Presiden Terpilih

Nasional
Kekayaan Miliaran Rupiah Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Kekayaan Miliaran Rupiah Indira Chunda, Anak SYL yang Biaya Kecantikannya Ditanggung Negara

Nasional
LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus 'Justice Collaborator'

LPSK dan Kemenkumham Bakal Sediakan Rutan Khusus "Justice Collaborator"

Nasional
Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Alasan Dirut Pertamina Karen Agustiawan Hadirkan JK sebagai Saksi Meringankan

Nasional
Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Dewas KPK Tolak Ahli yang Dihadirkan Nurul Ghufron karena Dinilai Tidak Relevan

Nasional
Mengadu ke DPR gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Mengadu ke DPR gara-gara UKT Naik 500 Persen, Mahasiswa Unsoed: Bagaimana Kita Tidak Marah?

Nasional
Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Soal Revisi UU MK, Hamdan Zoelva: Hakim Konstitusi Jadi Sangat Tergantung Lembaga Pengusulnya

Nasional
Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Cecar Sekjen DPR, KPK Duga Ada Vendor Terima Keuntungan dari Perbuatan Melawan Hukum

Nasional
Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nurul Ghufron Sebut Komunikasi dengan Eks Anak Buah SYL Tak Terkait Kasus Korupsi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com