Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Sepakat, Usulan Pilkada Langsung Akan Divoting

Kompas.com - 29/08/2014, 17:04 WIB
Sabrina Asril

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com- Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah akan segera dirampungkan Dewan Perwakilan Rakyat setelah dua tahun dibahas. Namun, masih ada satu pasal yang belum disepakati, yakni terkait pilkada langsung. Pemerintah dan sejumlah fraksi menentang konsep tersebut.

Ketua Komisi II DPR Agun Gunanjar mengatakan, apabila belum juga disepakati, pasal terkait pilkada langsung akan dibawa dalam rapat pleno Komisi II DPR untuk divoting.

"Ya, mau nggak mau kalau belun ada yang sepakat. Jadi kami akan buat alternatif, kami bawa ke proses pengambilan keputusan di komisi," ucap Agun di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (29/8/2014).

Politisi Partai Golkar itu menjelaskan, dalam voting nantinya, komisi akan memberikan pilihan paket, yakni gubernur dan wakil gubernur diajukan bersama serta dipilih langsung, gubernur dan wakil gubernur diajukan bersama tetapi dipilih oleh DPRD, serta gubernur dan wakil gubernur diajukan terpisah dengan posisi wakil gubernur adalah perwakilan pemerintah (pegawai negeri sipil).

Menurut Agun, saat ini relatif semua partai politik sepakat agar pilkada dilakukan dalam sistem paket. Hal ini berbeda dengan sikap pemerintah yang menginginkan wakil gubernur berasal dari PNS.

"Sulit kalau hanya ajukan gubernur, wakilnya dari pemerintah karena pasti kan dalam politik ada bargaining. Nanti ada kekhawatiran partai tidak dapat apa-apa," kata dia.

Sementara untuk pilkada langsung, masih ada ketidaksepakatan antar-fraksi di parlemen. Agun mengatakan, fraksinya sepakat agar pilkada dilakukan secara tidak langsung. Selain Golkar, sikap yang sama juga disampaikan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Apabila persoalan Pilkada langsung ini bisa diselesaikan, maka RUU Pilkada diharapkan selesai sebelum DPR menuntaskan masa tugasnya pada 30 September mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com